bannerdiswayaward

Bahlil Bantah Beri Perlakuan Khusus ke AS untuk Kelola Tambang RI

Bahlil Bantah Beri Perlakuan Khusus ke AS untuk Kelola Tambang RI

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia membantah memberikan perlakuan khusus kepada Amerika Serikat (AS) untuk mengelola tambang di Indonesia-disway.id/Anisha Aprilia -

JAKARTA, DISWAY.ID -- Menteri ESDM Bahlil Lahadalia membantah memberikan perlakuan khusus kepada Amerika Serikat (AS) untuk mengelola tambang di Indonesia.

Terkait program hilirisasi, Bahlil menegaskan bahwa kebijakan hilirisasi mineral di Indonesia bersifat terbuka dan memberikan perlakuan setara bagi semua negara.

Ini artinya, tidak akan ada perlakuan khusus bagi negara tertentu.

BACA JUGA:KPK Ungkap Kerugian Negara di Kasus Korupsi Kuota Haji Mencapai Lebih dari Rp1 Triliun

BACA JUGA:Kejagung Klaim Cheryl Darmadi Berada di Negara Tetangga, Singapura?

"Hilirisasi ini adalah program prioritas Presiden. Hilirisasi ini memberikan kesempatan kepada semua negara dengan equal treatment. Mau China, mau Jepang, mau Amerika, mau Eropa, semuanya sama. Kita akan mengurus mereka dan memberikan kesempatan yang sama. Jadi nggak ada perlakuan khusus," kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin, 11 Agustus 2025.

Terkait wacana AS untuk masuk ke sektor energi Indonesia, Ketua Umum Partai Golkar ini mengatakan hal itu masih sebatas pembicaraan.

"Ya, masih omon-omon. Masih omon-omon. Lobi-lobi. Masih lobi-lobi," pungkasnya.

Sebelumnya, Bahlil sempat menyampaikan keinginan Amerika Serikat untuk mengakses mineral kritis Indonesia dapat difasilitasi, asalkan disertai komitmen untuk menghadirkan investor ke Tanah Air.

Dengan begitu, pemerintah siap menyediakan area tambang mineral kritis untuk mereka.

BACA JUGA:PPATK Bantah Blokir Rekening Yayasan Cholil Nafis: Bank yang Kategorikan Tidak Aktif

BACA JUGA:Tanggapi Kader Lompat ke PSI, Puan: Monggo Saja

"Kemarin, negosiasi tentang tarif, ada keinginan untuk Amerika, mineral kritis. Saya bilang, kita kasih. Sama. Tinggal Bapak datangkan investornya, saya siapkan tambangnya," tegas Bahlil di Hotel Mulia Jakarta, Kamis, 7 Agustus 2025.

Namun demikian, tidak hanya ke AS, Pemerintah Indonesia juga akan membuka kesempatan yang sama bagi negara lain yang ingin memanfaatkan mineral kritis dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads