Kejangung Jadwalkan Pemanggilan Ketiga Riza Chalid Pekan Depan, Catat Tanggalnya!

JAKARTA, DISWAY.ID -- Kejaksaan Agung (Kejagung) kembali melayangkan surat panggilan kepada tersangka Mohammad Riza Chalid (MRC).

Pemanggilan itu ketiga kalinya dilakukan sebelum ditetapkan sebagai buronan dan didaftarkan red notice.

BACA JUGA:Riza Chalid Kembali Mangkir dari Pemeriksaan Kejagung dalam Kasus Korupsi Minyak

BACA JUGA:PM Malaysia Akui Kenal Riza Chalid, Tapi Tak Tahu Keberadaannya

Diketahui, Riza Chalid merupakan salah satu tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengelolaan minyak mentah di PT Pertamina (Persero).

"Panggilan ketiga. Riza Chalid diperkirakan minggu depan, sudah (dikirimkan panggilan). Sekitar tanggal 4 Agustus 2025, panggilan ketiga," ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Anang Supriatna, Rabu, 30 Juli 2025.

Kejagung berharap, dalam panggilan ketiga ini Riza Chalid hadir memenuhi panggilan penyidik. Meskipun informasi keberadaannya disebut-sebut tidak di Indonesia.

BACA JUGA:Kejagung Dalami Informasi Soal Riza Chalid Menikah dengan Kerabat Sultan di Malaysia

"Nanti setelah itu kita proses, kita tunggu, mudah-mudahan sih dateng yang ketiga ya, kita tunggu aja," tutur Anang.

Sementara itu, Kementerian Imigrasi diketahui telah mencabut paspor tersangka Riza Chalid atas permintaan Kejagung. Hal tersebut dilakukan dalam rangka penyidikan kasus dugaan korupsi pengelolaan minyak mentah  PT Pertamina (Persero).

"Paspornya sudah dicabut oleh Imigrasi," kata Plt. Dirjen Imigrasi, Yuldi Yusman, kepada awak media, Rabu, 30 Juli 2025.

Di sisi lain, Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), memastikan Riza Chalid saat ini berada di Malaysia dan diduga sudah menikahi kerabat sultan dari salah satu negara bagian Negeri Jiran. 

Koordinator MAKI, Boyamin Saiman menuturkan, pernikahan itu diduga telah dilakukan sejak empat tahun lalu.

"Dalam konteks ini saya sudah memastikan Riza Chalid ada di Malaysia, dan diduga sudah menikah dengan orang yang punya kekerabatan dengan raja atau sultan di Malaysia, empat tahun lalu," kata Boyamin.

Sumber: