Viral Penemuan Gunung Emas di Sungai Eufrat Mengering Terkait Tanda Akhir Zaman, Cek Faktanya
Sungai Eufrat yang perlahan surut, mengering-Tangkapan Layar/Youtube -
JAKARTA, DISWAY.ID-- Media sosial baru-baru ini diramaikan dengan kabar penemuan material berkilau menyerupai emas di Sungai Eufrat, tepatnya di wilayah Raqqa, Suriah.
Fenomena ini dikaitkan dengan hadis Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan bahwa mengeringnya Sungai Eufrat dan munculnya “gunung emas” merupakan salah satu tanda akhir zaman atau kiamat.
Namun, benarkah klaim ini? Berikut cek fakta berdasarkan sumber-sumber terpercaya.
BACA JUGA:Kadin Indonesia Gelar Retret 2025 di Magelang: Membangun Pejuang Ekonomi Berjiwa Nasionalis
Klaim: Penemuan Emas di Sungai Eufrat adalah Tanda Akhir Zaman
Sejak awal Agustus 2025, warga di desa Albouhamdi, timur Raqqa, Suriah, dilaporkan berbondong-bondong menggali tepian Sungai Eufrat yang mengering untuk mencari material berkilau yang diduga emas.
Kabar ini viral di media sosial, dengan beberapa unggahan mengaitkannya dengan hadis Rasulullah SAW, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: “Hari kiamat tidak akan terjadi sampai Sungai Eufrat mengering dan menyingkapkan gunung emas sehingga manusia saling membunuh untuk mendapatkannya. Maka terbunuhlah 99 dari 100 orang yang berperang dan setiap orang dari mereka berkata, ‘Semoga akulah satu-satunya orang yang selamat.’” (HR Muslim no. 2894).
Hadis lain dari Abu Hurairah RA juga menyebutkan: “Hampir terbuka al-Furat dengan simpanan emas. Siapa yang mendatanginya jangan sekali-kali mengambilnya.” (HR At-Tirmidzi).
Banyak warga dan pengguna media sosial, menginterpretasikan fenomena ini sebagai tanda kiamat yang sudah dekat.
BACA JUGA:Wamen Stella Christie: Inovasi dan Riset Jadi Kunci RI Keluar dari Middle-Income Trap
Fakta: Analisis Ilmiah dan Penjelasan Ulama
1. Fenomena Mengeringnya Sungai Eufrat
Sungai Eufrat, sungai terpanjang di Asia Barat Daya sepanjang sekitar 2.780 km, memang mengalami penurunan debit air signifikan dalam beberapa dekade terakhir.
Data NASA menunjukkan bahwa antara 2003 hingga 2010, cekungan Sungai Eufrat dan Tigris kehilangan 144 juta kilometer kubik air tawar akibat kombinasi faktor seperti perubahan iklim, pembangunan bendungan di Turki (Proyek GAP), eksploitasi air untuk pertanian, dan konflik regional.
Pada 2025, laporan dari Shafaq News menyebutkan debit air Sungai Eufrat turun hingga 18 milimeter per bulan, dengan ketinggian air pada level terendah dalam sejarah.
Fenomena ini menyebabkan dasar sungai terekspos, memunculkan gundukan bebatuan berkilau yang memicu “demam emas” di kalangan warga Raqqa. Namun, apakah material ini benar-benar emas?
2. Material Berkilau: Emas atau Pirit?
Insinyur geologi lokal, Khaled al-Shammari, menjelaskan bahwa sedimentasi mineral memang umum ditemukan di Sungai Eufrat karena wilayahnya kaya kandungan geologis.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: