bannerdiswayaward

Krisis Penyerapan Gula Petani: Antara Banjir Impor dan Lemahnya Tata Kelola

Krisis Penyerapan Gula Petani: Antara Banjir Impor dan Lemahnya Tata Kelola

--

Operasi pasar tidak boleh sporadis, melainkan terintegrasi dengan sistem distribusi nasional. Bulog, Danantara, dan pedagang besar harus bersinergi menyerap gula petani dan menyalurkannya ke konsumen dengan harga stabil.

Sejarah mencatat bahwa industri gula Indonesia pernah jaya pada masa kolonial, ketika Jawa menjadi salah satu penghasil gula terbesar di dunia. Namun setelah kemerdekaan, kejayaan itu meredup. Salah satu penyebabnya adalah ketidakmampuan menjaga keseimbangan antara produksi, distribusi, dan kebijakan perdagangan.

Kini, masalah yang sama kembali terulang dalam konteks berbeda. Hanya saja, tantangannya semakin kompleks karena melibatkan perdagangan global, liberalisasi impor, dan lemahnya tata kelola dalam negeri.

Berpihak kepada Petani

Penumpukan 268 ribu ton gula petani adalah alarm keras bagi pemerintah. Ini bukan sekadar masalah stok atau distribusi, tetapi menyangkut keberlangsungan hidup jutaan petani tebu di Indonesia.

Jika pemerintah tidak segera mengambil langkah nyata, maka petani akan semakin terpuruk, dan industri gula nasional akan kehilangan basis produksinya. Swasembada gula akan tinggal kenangan, digantikan ketergantungan permanen pada impor.

BACA JUGA:Menebak di Tengah Ketidakpastian: Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen Hendak ke Mana?

BACA JUGA:Sinergi Dua Program PSN Lewat Revitaliasi Tambak Terlantar Komoditas Ikan Nila Salin

Oleh karena itu, Pusat Kajian Gula Universitas Brawijaya menegaskan: saatnya pemerintah tegas, berpihak pada petani, dan menata ulang tata kelola gula nasional. Intervensi langsung, pengendalian impor, kebijakan berbasis neraca produksi–konsumsi, serta operasi pasar terintegrasi adalah langkah mendesak yang tidak boleh ditunda.

Petani tebu telah berbuat banyak untuk negeri ini. Kini giliran negara hadir memberi kepastian, agar keringat mereka tidak terbuang percuma. (*)

*) Penulis adalah Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang Juga Ketua Kelompok Kajian Gula Universitas Brawijaya


Prof.Dr.Ir. Sudiarso, MS--

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads