Ketika Mal Sepi Dihuni Rojali dan Rohana, Mati Suri di Tengah Gemerlap Kota

Ketika Mal Sepi Dihuni Rojali dan Rohana, Mati Suri di Tengah Gemerlap Kota

Suasana di salah satu mal di Jakarta sepi tak ada pengunjung --Anisha Aprilia

BACA JUGA:Pengusaha Ritel di Mal Keluhkan Fenomena Rojali dan Rohana, Apa Sebabnya?


Suasana lorong di salah satu mal di Jakarta sepi tanpa aktivitas jual beli--Anisha Aprilia

REI Turun Tangan: Konversi adalah Kunci

Merespons kelesuan ini, Bambang Eka Jaya selaku Wakil Ketua Umum (Waketum) Bidang Informasi dan Telekomunikasi Digital Properti Real Estate Indonesia mendorong para pengembang dan pemilik mal untuk segera banting setir, melakukan adaptasi radikal sebelum terlambat.

Solusi yang didorong adalah konversi atau alih fungsi bangunan.

"Sebenarnya kalau kita bicara mal itu kan lebih ke arah gaya hidup ya. Jadi dengan kondisi saat ini kan kita melihat bahwa pengunjung-pengunjung mal sebagian itu sudah menggunakan sistem online kan, mereka menggunakan web source untuk belanja, mereka menggunakan online shopping gitu ya. Sehingga memang membuat persaingan itu," ujar Bambang Eka Jaya saat dihubungi Disway.id, Rabu 29 Oktober 2025.

"Tidak perlu hanya di toko atau di outlet gitu, tapi juga di online sistem dan online itu makin tumbuh dan berkembang gitu lah. Makanya yang harus dilakukan oleh mal adalah tentu lakukan konversi ya," sambungnya.

Bambang Eka Jaya mendorong agar para pengelola pusat perbelanjaan mulai memetakan ulang potensi properti mereka. Konsep mixed-use development (pengembangan terpadu) menjadi primadona yang paling disarankan.

"Makanya sebagian dari mal itu harusnya bisa dikonversikan fungsinya tidak hanya sekedar untuk berjualan, tapi juga salah satu untuk showroom atau apa gitu ya, itu satu kalau dari segi pembelanjaan," katanya.

"Nah yang kedua adalah gaya hidup. Jadi orang lebih banyak menggunakan mall itu sekarang kan untuk hangout kan, untuk berkumpul, untuk bikin meeting point atau bikin kegiatan-kegiatan yang merupakan lifestyle mereka atau gaya hidup gitu lah. Nah itu yang harus segera dikerjakan atau dilakukan perubahan untuk mall-mall yang sekarang ini sebagian sudah merosot gitu lah," sambungnya.

Dorongan konversi ini bukan tanpa alasan. Kebutuhan masyarakat urban telah bergeser. Mereka tidak hanya butuh tempat belanja, tapi tempat untuk hidup, bekerja, dan beraktivitas dalam satu kawasan terintegrasi.

Beberapa opsi konversi yang kini gencar dibahas meliputi:

BACA JUGA:Pengusaha Ritel di Mal Keluhkan Fenomena Rojali dan Rohana, Apa Sebabnya?

 1. Residensial: Mengubah sebagian besar ruang menjadi apartemen atau hunian vertikal. Lokasi mal yang strategis seringkali sangat ideal untuk tempat tinggal.

 2. Perkantoran: Menjadikannya co-working space (ruang kerja bersama) modern atau kantor sewa yang fleksibel, memanfaatkan area parkir yang luas dan aksesibilitas yang mudah.

 3. Fasilitas Pendidikan: Beberapa mal di luar negeri sukses diubah menjadi kampus universitas atau sekolah vokasi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads