Profil Marsinah yang Masuk Dalam Daftar Calon Pahlawan Nasional 2025, Aktivis Buruh yang Tewas Dibunuh
Profil Marsinah, salah satu tokoh yang masuk dalam daftar calon pahlawa nasional 2025.--Wikipedia
Mogok kerja di hari pertama pun tak mempan. Prakoso disibukkan dengan pemanggilan aparat militer.
Hingga akhirnya Marsinah yang memegang kendali memimpin protes para buruh.
Meski kala itu Marsinah masih terbilang muda, ia adalah sosok yang kritis dan berani untuk memperjuangkan hak rekan-rekan kerjanya.
Pada 4 Mei 1993, aksi mogok kerja kembali digelar. Pihak manajemen PT CPS bernegosiasi dengan 15 orang perwakilan buruh, salah satunya Marsinah.
Dalam perundingan tersebut, seluruh tuntutan akhirnya dikabulkan, kecuali membubarkan SPSI di tingkat pabrik.
Namun, keesokan harinya pada 5 Mei 1993, sebanyak 13 buruh rekan-rekan Marsinah yang dianggap menghasut pekerja untuk melakukan aksi unjuk rasa, digiring ke Koramil Sidoarjo.
Mereka dipaksa untuk mengundurkan diri dari CPS dan dituduh menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan masuk kerja.
Berdasarkan laporan Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM), emosi Marsinah memuncak saat tahu rekannya dipaksa mengundurkan diri.
BACA JUGA:Bahlil Lahadalia Usulkan Seluruh Mantan Presiden RI Dapat Gelar Pahlawan Nasional
Dia pun meminta salinan surat pengunduran diri dan surat kesepakatan dengan manajemen PT CPS.
Pasalnya, dalam surat kesepakatan itu, 12 tuntutan buruh diterima termasuk poin tentang pengusaha yang dilarang melakukan mutasi, intimidasi, dan melakukan PHK karyawan setelah aksi mogok kerja.
Marsinah juga sempat mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan keberadaan rekan-rekannya yang sebelum dipanggil pihak Kodim.
Setelah itu, tidak ada lagi rekan kerja dan keluarga yang mengetahui keberadaan Marsinah.
Beberapa hari kemudian, Marsinah ditemukan di sebuah gubuh di hutan Wilangan, Nganjuk.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: