bannerdiswayaward

Batasan Sentuhan Fisik pada Anak di Ranah Publik, Psikolog Anak: Publik Figur Memiliki Tanggung Jawab Moral

Batasan Sentuhan Fisik pada Anak di Ranah Publik, Psikolog Anak: Publik Figur Memiliki Tanggung Jawab Moral

Aksi pendakwah Elham Yahya Luqman atau yang akrab disapa Gus Elham yang kerap mencium pipi anak-anak perempuan di atas panggung saat pengajian menjadi sorotan tajam dan memicu kontroversi di media sosial.-tangkapan layar [email protected]

JAKARTA, DISWAY.ID - Aksi pendakwah Elham Yahya Luqman atau yang akrab disapa Gus Elham yang kerap mencium pipi anak-anak perempuan di atas panggung saat pengajian menjadi sorotan tajam dan memicu kontroversi di media sosial.

Banyak pihak, termasuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), menilai tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan dan bahkan terindikasi pelecehan seksual.

Untuk mendapatkan perspektif yang lebih mendalam mengenai dampak psikologis dan batasan interaksi fisik dengan anak, tim redaksi telah menghubungi psikolog anak terkemuka.

Menurut Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, M.Psi selaku psikolog anak dan remaja, bahwa pentingnya edukasi mengenai batasan tubuh (body boundaries) dan sensitivitas terhadap norma sosial serta hukum dalam interaksi dengan anak, terutama di ruang publik.

BACA JUGA:Jelang Nataru, ASDP Perkuat Kesiapan Layanan di Jalur Penyeberangan Strategis Jawa-Bali-Lombok

BACA JUGA:Tren Hunian Tiga Lantai Meningkat, Proyek Bellefont Catat Penjualan Signifikan

Terdapat beberapa poin penting, di antaranya:

1. Pentingnya Batasan Tubuh (Body Boundaries)

Menurut Vera, setiap anak harus diajarkan tentang hak kepemilikan atas tubuh mereka.

"Mencium atau menyentuh anak tanpa izin, meskipun tujuannya adalah kasih sayang, dapat mengaburkan pemahaman anak mengenai batasan tubuh mereka," ujar Vera saat dihubungi Disway.id, Jumat 14 November 2025.Anak perlu memahami bahwa mereka berhak menolak sentuhan yang membuat mereka tidak nyaman.

2. Implikasi Psikologis

Ketika orang dewasa terlebih tokoh publik yang dihormati secara rutin melakukan sentuhan fisik seperti ciuman pipi tanpa meminta persetujuan eksplisit, hal ini berisiko.

3. Mengikis Batasan Diri

Anak mungkin berpikir bahwa sentuhan fisik dari figur otoritas selalu boleh, yang berpotensi membuat mereka rentan terhadap orang lain di masa depan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Close Ads