bannerdiswayaward

Tolong! Korban Banjir dan Longsor di Agam Sumbar Menanti Uluran Tangan Pemerintah

Tolong! Korban Banjir dan Longsor di Agam Sumbar Menanti Uluran Tangan Pemerintah

Korban Banjir bandang di Kabupaten Agam menanti uluran tangan pemerintah pasca bencana banjir bandang-Disway Riau/Abdullah Sani-

AGAM, DISWAY.ID - Bencana alam mematikan kembali menyelimuti sebagian Sumatera Barat (Sumatera Barat). Kali ini, Desa Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, luluh lantak dihantam banjir bandang dan longsor. 

Ratusan warga kini harus berjuang di tengah keterbatasan, setelah tempat tinggal mereka rata dengan lumpur.

BACA JUGA:Verrell Bramasta Kunjungi Korban Bencana di Padang Diserbu Emak-Emak, Netizen Titip Salam ke Zulkifli Hasan

BACA JUGA:Soroti Kayu Gelondongan, Lasarus: Banjir di Pulau Sumatera Bukan Sekadar Hujan

Di tengah upaya penyelamatan yang gigih, sorotan tajam mengarah pada absennya kehadiran pemerintah daerah, sementara korban terdampak kini hanya bisa menggantungkan harapan pada bantuan yang tak kunjung merata.

Keteguhan di Tengah Puing: TNI-Polri Menjadi Gardu Terdepan

Sejak musibah terjadi pada Kamis (27/11/2025) sekitar pukul 17.30 WIB, respons cepat datang dari aparat keamanan. 

Pantauan Disway.id di lokasi pada Selasa (2/12/2025) menunjukkan pemandangan mengharukan personel TNI dan Polri, termasuk dari Polda Sumbar yang dibantu kekuatan tambahan dari Polda Riau dan Brimob Riau, bahu-membahu menembus medan sulit. Mereka tidak hanya fokus pada evakuasi, tetapi juga menjadi penyedia logistik utama di posko-posko pengungsian. 

Namun, di tengah kesibukan evakuasi yang dilakukan aparat, ada pemandangan yang menyayat hati, yaitu ketidakhadiran perwakilan pemerintah daerah. Bupati Agam dan Gubernur Sumbar tidak terlihat di lokasi, meninggalkan tanda tanya besar di benak para korban.

BACA JUGA:Curhat Peternak Ayam dan Telur Pemasok Program MBG: Omzet Meroket Hingga 100 Persen

Kehadiran pemimpin di saat krisis seringkali menjadi penyemangat, dan ketiadaan mereka di Palembayan terasa seperti janji yang tak tertunaikan, menambah beban psikologis warga yang sudah terpuruk.

Ilham, salah satu warga yang berhasil selamat dari amukan lumpur, menjadi representasi suara para penyintas. Ia mengakui bantuan makanan dan minuman dari aparat kepolisian sudah sangat membantu. 

"Kalau makan dan minum kami sudah dibantu bapak-bapak polisi," ujar Ilham. 

Namun, kebutuhan mendesak kini telah bergeser. Dia dan ratusan pengungsi lain kini membutuhkan bantuan sekunder yang krusial, seperti baju bekas layak pakai dan yang paling mendesak, bahan-bahan kebutuhan spesifik untuk balita.

BACA JUGA:Ketua MPR: Banjir dan Longsor Sumatera Jadi Pelajaran Penting untuk Evaluasi Menata Lingkungan

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads