Golkar Singgung Pernyataan Cak Imin 'Tobat Nasuha', Tidak Tepat di Tengah Bencana Sumatera
Legislator dapil Jateng III menilai bahwa kerusakan hutan bukan terjadi dalam waktu dekat, melainkan merupakan akumulasi kebijakan yang berlangsung puluhan tahun.-Disway/Fajar Ilman-
BACA JUGA:Pemerintah Yakini Penanganan Banjir Sumatera Masih Bisa Diatasi Tanpa Status Bencana Nasional
Ia juga menilai bahwa meski ucapan tobat nasuha itu mungkin disampaikan sebagai candaan, tetap tidak pantas diucapkan dalam suasana duka.
"Walaupun mungkin ucapan ‘Tobat Nasuha’ tersebut candaan, namun tidak tepat diucapkan di depan publik dan media dalam suasana duka," katanya.
Pernyataan Cak Imin soal Evaluasi Kebijakan dan “Taubat Nasuha”
Sebelumnya diberitakan, Menko PM Muhaimin Iskandar merespons bencana yang melanda Sumatera dengan mengirim surat kepada sejumlah menteri terkait, yaitu Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
"Hari ini saya berkirim surat ke Menteri Kehutanan, Menteri ESDM, Menteri Lingkungan Hidup untuk bersama-sama evaluasi total seluruh kebijakan, policy dan langkah-langkah kita sebagai wujud komitmen dan kesungguhan kita sebagai pemerintah," ujar Cak Imin.
Ia juga menyinggung ajakan untuk melakukan taubat nasuha sebagai bentuk refleksi atas rangkaian bencana yang terus berulang.
"Bahasa NU-nya taubatan nasuha,"ucapnya.
Menurut Cak Imin, berbagai bencana ini merupakan peringatan keras terhadap kelalaian manusia.
"Kiamat bukan sudah dekat, kiamat sudah terjadi akibat kelalaian kita sendiri," sambungnya.
Cak Imin berharap masyarakat yang terdampak mendapatkan kekuatan dan bantuan yang memadai.
"Semoga yang sedang mengalami musibah segera mendapatkan bantuan dan kesabaran selalu menyertai kita semua," katanya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
