Menelusuri Mozaik Islam di Turki
Kami berlima terdiri dari lima akademisi dari tiga kampus ternama, yaitu, Prof. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si. – Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, Dr. Muhtadi, M.Si. – Wakil Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, Dr. Dede--istimewa
Pengalaman para peneliti bersujud di masjid ini menunjukkan bahwa spiritualitas Islam di Turki tidak hanya hadir dalam bangunan monumental, tetapi juga dalam tradisi sufisme yang membentuk karakter masyarakat Anatolia.
Pertemuan hangat dengan jamaah lokal memperlihatkan bagaimana masjid ini tetap menjadi pusat persaudaraan lintas bangsa — nilai yang relevan untuk konteks dakwah Indonesia.
BACA JUGA:Manchester United Didekati Investor Baru dari Arab Saudi? Turki Al-Sheikh Beri Sinyal Kuat
Gunung Erciyes: Ketika Alam Menjadi Ayat Ketiga dari Sejarah
Jika situs sejarah mengajarkan tentang masa lalu peradaban, maka keheningan Gunung Erciyes mengajarkan tentang hubungan manusia dengan Sang Pencipta.
Salju yang menyelimuti puncak Erciyes menghadirkan pengalaman kontemplatif bagi delegasi, membangkitkan kesadaran akan keagungan Tuhan melalui ayat-ayat kauniyah (ayat-ayat alam).
Panorama putih dengan latar langit biru menghasilkan pengalaman spiritual yang melampaui kata-kata.
Di tengah dinginnya pegunungan, para peneliti merasa sangat kecil di hadapan kekuasaan Tuhan.
Jika masjid-masjid bersejarah meneguhkan peradaban Islam, maka Erciyes meneguhkan bahwa Islam juga mengajarkan tafakkur — kemampuan merenung di tengah ciptaan-Nya.
Dari seluruh catatan perjalanan akademik tersebut, setidaknya ada tiga pelajaran besar tentang sejarah Islam di Turki yang relevan untuk dunia akademik Indonesia, pertama, Aya Sofya memperlihatkan integrasi Bizantium dan Utsmani; Masjid Ayub menghidupkan sejarah sahabat; Masjid Haji Bayram menghidupkan sufisme Anatolia.
Turki adalah sintesis sejarah — bukan hasil satu budaya tunggal.
Kedua, peradaban Islam dibangun oleh spiritualitas, ilmu, dan seni.
Masjid Biru menjadi bukti bahwa estetika dan ibadah dapat berjalan seiring.
Para ulama Turki memadukan pengajaran agama, seni arsitektur, dan kebijakan publik untuk membentuk masyarakat Islam yang kuat.
Ketiga, alam dan masjid adalah dua ruang tafakkur. Gunung Erciyes menunjukkan bahwa mengenali Tuhan tidak hanya melalui kitab dan sejarah, tetapi melalui keheningan alam.
BACA JUGA:Manchester United Didekati Investor Baru dari Arab Saudi? Turki Al-Sheikh Beri Sinyal Kuat
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: