Rusia Gunakan Rudal Jarak Jauh Hajar Kota Mariupol Ukraina, Pertama Kali Digunakan Sejak Penyerangannya

Rusia Gunakan Rudal Jarak Jauh Hajar Kota Mariupol Ukraina, Pertama Kali Digunakan Sejak Penyerangannya

Pihak Rusia umumkan telah menghabisi lebih dari 600 pasukan Ukraina dalam serangan arteleri.-tangkapanlayarvideotwitter@CanadianUkrain1-twitter@CanadianUkrain1

JAKARTA, DISWAY.ID – Dalam usahanya merebut kota Rubizhne, Popasna dan Mariupol, Rusia menggunakan rudal jarak jauh.

Penggunaan rudal jarak jauh ini merupakan yang pertama kali dalam perang Ukraina Rusia yang telah terjadi sejak beberapa bulan ini.

Rusia gunakan rudal jarak jauh hajar kota Mariupol sebagai usaha Rusia dalam menghalau pejuag Ukraina yang berusaha melakukan perlawanan.

Juru bicara kementerian pertahanan Ukraina Oleksandr Motuzyanyk mengatakan pada hari Jumat bahwa untuk pertama kalinya sejak dimulainya invasi.

BACA JUGA:Pangeran Harry dan Meghan Kunjungi Ratu Elizabeth di Inggris, Mampir Sebelum ke Invictus Games di Belanda

Dilansir dari reuters.com, dalam aksinya, Rusia menggunakan pembom jarak jauh untuk menyerang kota pelabuhan Mariupol yang terkepung.

Motuzyanyk juga mengatakan bahwa Rusia sedang memusatkan upayanya untuk merebut kota Rubizhne, Popasna dan Mariupol.

Sebelumnya Rusia juga telah memborbardir babrik besi dan baja Azovstal baberapa hari lalu.

BACA JUGA:Basuki Minta Pengelola Rest Area Tambah Toilet di Tol Trans Sumatera

Pabrik ini merupakan salah satu pabrik baja terbesar di Eropa dan menjadi benteng bagi pasukan Ukraina yang kalah jumlah pasukan serta senjata.

Bagian timur pelabuhan telah luluh lantah akibat gempuran dari Rusia dalam beberapa minggu ini dimana pabrik tersebut terletak di kawasan industri yang menghadap ke laut Azov dengan luas lebih dari 11 kilometer persegi.

BACA JUGA:BI Batasi Penukaran Uang Pecahan hingga Rp3,8 Juta per Orang

“Pabrik Azovstal merupakan area yang sangat besar menjadi tempat persembunyian yang strategis bagi pasukan Ukraina,” jelas kata Oleh Zhdanov yang merupakan seorang analis militer di Kyiv.

"Karena hal tersebut Rusia mulai berpikir untuk menggunakan senjata kimia karen itulah satu-satunya cara untuk dapat memaksa pasukan Ukraina keluar dari persembunyianya," tamabah Zhdanov.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reuters.com