Ekspor-Impor Indonesia Tembus Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah

Ekspor-Impor Indonesia Tembus Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah

Presiden Jokowi pada pelepasan ekspor Fortuner perdana ke Australia, di Karawang, Jawa Barat, Selasa 15 Februari 2022.-Muchlis Jr-setkab.go.id

BACA JUGA:Luar Biasa, Total Transaksi di IIMS Hybrid 2022 Capai Rp 3 Triliun

Berdasarkan unit value ekspor, nilai tambah yang didapatkan dari produk fero nikel mencapai 60 kali lebih besar dari nilai komoditas bijih nikel dan konsentratnya.

Peningkatan nilai tambah dalam aktivitas produksi juga tercermin dalam aktivitas manufaktur yang terus berada di level ekspansif.

Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Maret 2022 berada di posisi 51,3. Posisi tersebut lebih tinggi dibandingkan level Februari 2022 yang sebesar 51,2, serta masih melanjutkan level ekspansi selama tujuh bulan beruntun.

BACA JUGA:Sandiaga Uno: Libur Lebaran, Perputaran Ekonomi Bisa Sampai Rp 72 Triliun

Kenaikan level PMI Indonesia sejalan dengan PMI Regional ASEAN yang juga mengalami ekspansi sebesar 51,7, di mana Singapura menempati posisi tertinggi (55,0) dan diikuti Filipina pada posisi kedua (53,2).

Lebih lanjut, level PMI Indonesia masih berada di atas level PMI negara ASEAN lainnya seperti Malaysia (49,6) dan Myanmar (47,1).

Kinerja PMI yang terus terekspansi ini turut mendorong ekspor sektor industri pengolahan yang pada Maret 2022 mampu tumbuh sebesar 23,99 persen (mtm) atau 29,83 (yoy).

BACA JUGA:Thai Lion Air Tambah Frekuensi Terbang Bandara Soetta-Bangkok Don Mueang

Sektor ini juga mendominasi komposisi ekspor Indonesia dengan porsi mencapai 72,69 persen dari total ekspor.

Sementara itu, dari sisi impor terlihat bahwa komposisi utamanya didominasi oleh golongan bahan baku/penolong dengan porsi sebesar 77,46 persen dengan peningkatan sebesar 32,60 persen (mtm) atau 31,53 persen (yoy).

Disusul oleh impor barang modal dengan porsi mencapai 14,26 persen yang mengalami pertumbuhan sebesar 20,31 persen (mtm) atau 30,12 persen (yoy).

BACA JUGA:Diterkam Harimau, Karyawan TRMS Serulingmas Banjarnegara Meninggal, Ini Kronologinya

Selain itu, impor konsumsi tercatat hanya mencapai 8,28 persen dari total impor.

“Dominasi dan kenaikan impor bahan baku menunjukkan bahwa impor Indonesia ditujukan untuk aktivitas produktif guna mendorong output nasional, sementara kenaikan pada barang modal menunjukkan perusahaan manufaktur terus mendorong ekspansi usahanya,” ujar Airlangga.

Meskipun surplus neraca perdagangan terus berlanjut, pemerintah akan tetap waspada dan terus responsif dalam menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul, seperti melambatnya laju pemulihan ekonomi Zona Euro akibat perang Rusia- Ukraina, serta penerapan lockdown yang baru saja diterapkan kembali di Tiongkok. Kondisi ini diperkirakan berpengaruh pada performa ekspor ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: