Penyakit Jantung Dominasi Penyebab Meninggalnya Jamaan Haji Indonesia dengan Kelompok Umur di Bawah 60 Tahun

Penyakit Jantung Dominasi Penyebab Meninggalnya Jamaan Haji Indonesia dengan Kelompok Umur di Bawah 60 Tahun

Penyakit jantung dominasi penyebab meninggalnya jemaah haji Indonesia pada kelompok mumur di bawah 60 tahun serta sebagian besar jenis kelamin laki-laki.-Dok. Kemenag-

JAKARTA, DISWAY.ID – Hingga Minggu 17 Juli 2022 Pusat Kesehatan Haji mencatatkan sebanyak 58 jemaah haji Indonesia meninggal dunia.

Dari 58 orang tersebut, penyakit jantung dominasi penyebab meninggalnya jemaah haji Indonesia pada kelompok mumur di bawah 60 tahun serta sebagian besar jenis kelamin laki-laki.

Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr. Budi Sylvana. MARS, menjelaskan bahwa yang meninggal lebih banyak pria meskipun jemaah lebih banyak wanita.

Selain itu dr. Budi juga menjelaskan terdapat 3 faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan jemaah haji.

BACA JUGA:Pendaftaran Beasiswa Teladan Angkatan 2023 Resmi Dibuka, Simak Syarat dan Ketentuannya

BACA JUGA:Misteri Bhrada E dan Putri Candrawathi di Tengah 4 Langkah Penyelidikan Komnas HAM Terhadap Brigadir J

Faktor pertama adalah adanya ancaman suhu dan kelembaban di Arab Saudi yang ditambah dengan aktivitas yang berlebihan selama menjalankan ibadah haji.

Faktor kedua adalah adanya kerentanan kesehatan jemaah haji, di mana jemaah haji indonesia di dominasi oleh jemaah haji risiko tinggi karena faktor usia dan penyakit. 

Selain itu juga adanya kekambuhan penyakit yang dipicu oleh kelelahan dan kondisi fisik yang menurun.

BACA JUGA:Jawaban Kocak Kaesang dan Erina yang Berpacaran Dikawal Paspampres: Kalau Pacar Saya Membahayakan...

BACA JUGA:Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 37 Sudah Dibuka, Cek Cara Mendaftar dan Linknya

Faktor ketiga adalah kapasitas tenaga kesehatan, di mana antisipasi dan respon petugas kesehatan terhadap permasalahan kesehatan jemaah.

''Dengan berbagai cara, angka kematian bisa kita kendalikan, walaupun jemaah lansia, walaupun jemaah punya komorbid, tapi bisa kita kendalikan,'' terang dr. Budi.

Masih dengan dr. Budi, kerentanan kesehatan jemaah dapat diantisipasi melalui penguatan promosi kesehatan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: