9 Gunung Api Alami Erupsi. Berikut Ini Data yang Disampaikan Badan Geologi
Aktivitas vulkanik Gunung Krakatau masuk siaga level 3. (foto: andersen_oystein)-fin.co.id-fin.co.id
Dua penyelidikan mikrozonasi gempa bumi, pemetaan satu peta KRB gempa bumi dan satu peta KRB tsunami, serta satu kegiatan sosialisasi, satu optimalisasi peralatan monitoring sesar aktif, dan 22 rekomendasi.
Badan Geologi memantau visual dan instrumental letusan gunung api dan gerakan tanah. Untuk potensi gempa bumi dan tsunami, pihaknya bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam menganalisis geologi dan penanggulangannya.
Rekomendasi
Ediar menambahkan Badan Geologi selalu merekomendasi kepada pemerintah daerah terkait potensi kebencanaan, baik letusan gunung api, gerakan tanah, gempa bumi, dan tsunami.
BACA JUGA:Gunung Merapi Semburkan Guguran Lava Pijar Sebanyak 10 Kali, Status Level Siaga
"Semua data evaluasi geologi dan pemantauan terhadap potensi letusan gunung api dan gerakan tanah disampaikan langsung kepada pemda dan juga pihak terkait lainnya di daerah. Selanjutnya, data-data tersebut dapat disampaikan kepada masyarakat setempat," ujar Ediar.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM Hendra Gunawan menyampaikan informasi Badan Geologi kepada pemda sifatnya adalah rekomendasi.
Badan Geologi selalu memberikan rekomendasi ke semua daerah di Indonesia. Pihaknya memberikan peta potensi gerakan tanah, yakni daerah mana saja yang berpotensi terjadi gerakan tanah ke depan.
"Di awal bulan, rekomendasi selalu dikirimkan. Badan Geologi juga memberikan rekomendasi terkait tempat relokasi dan saran teknis kepada pemda apabila terjadi gerakan tanah," ujarnya.
BACA JUGA:Gunung Merapi Berstatus Siaga, 5 kali Gempa Awan Panas
Hendra pun mengimbau pemda selalu mengikuti rekomendasi Badan Geologi agar mitigasi bencana geologi berjalan optimal dan meminimalisasi jatuhnya korban jiwa dan harta benda.
"Badan Geologi akan terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) karena penanggulangan bencana tidak dapat dilakukan sendiri," jelasnya.
Selain itu, koordinasi juga dilakukan dengan BMKG dalam menangani mitigasi gerakan tanah maupun gempa bumi dan tsunami, di mana memerlukan data sekunder dari BMKG dan Badan Riset Nasional (BRIN).
"Kami berharap kerja sama berjalan dengan baik, sehingga menghindari adanya korban dan dapat mengantisipasi daerah-daerah yang berpotensi," ujarnya.
BACA JUGA:Status Gunung Anak Krakatau Naik Level 3, Masyarakat Dilarang Mendekat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: