Bakal Dikenalkan ke Delegasi G20, Intip Pesona Pohon Mangrove Berusia 787 Tahun di Selat Nasik, Belitung

Bakal Dikenalkan ke Delegasi G20, Intip Pesona Pohon Mangrove Berusia 787 Tahun di Selat Nasik, Belitung

Pohon Mangrove yang diperkirakan berusia ratusan tahun di Pulau Langer, Belitung --

Area inilah yang secara langsung berhadapan pada arus air dari laut, sehingga ketinggiannya bisa berbeda-beda.

Mengutip The Nature Conservancy, mangrove bisa secara efektif melindungi tanah dari erosi dan juga menyeimbangkan kenaikan air laut akibat ombak besar. Selain itu, mangrove juga cukup ampun menurunkan risiko tsunami yang akan berdampak pada area hutan atau area sekitar.

3. Bisa dimanfaatkan untuk kerajinan

Mungkin belum banyak yang mengetahui bahwa ternyata ada beberapa warga lokal yang memanfaatkan mangrove sebagai kerajinan. Kerajinan tangan ini biasanya menjadi suvenir atau oleh-oleh khas dari daerah tersebut.

Jenis kerajinan yang bisa dibuat dari mangrove antara lain seperti patung, piring anyam, sendal, dan masih banyak lagi. Tentunya penggunaan mangrove yang digunakan untuk membuat kerajinan pun jelas tidak sembarangan.

BACA JUGA:Berani! Chery Berikan Garansi Mesin 10 Tahun Buat Konsumen di Indonesia

BACA JUGA:Terbongkar, Peran Putri Candrawathi Begitu Strategis Sampai Janjikan Uang untuk Tersangka Lain

4. Memengaruhi Kualitas Air dan Udara sebagai Penyerap Karbon Andalan

Tidak dapat dimungkiri bahwa keberadaan mangrove memang membawa banyak manfaat bagi sekitarnya. 

Salah satunya berkaitan dengan kualitas air dan udara yang dimiliki.

Mangrove ternyata dapat secara efektif menjadi filter untuk air, sehingga kualitasnya pun akan jauh lebih baik, seperti dilansir FKNMS. 

Tak sampai di situ, keberadaan mangrove juga bisa mengambil jumlah karbondioksida dan zat hasil rumah kaca lainnya secara masif, seperti dikutip The Nature Conservancy. 

Peneliti senior dari Center for International Forestry Research (CIFOR), Daniel Murdiyarso, dalam risetnya (Murdiyarso et al., 2015), menjelaskan bila hutan mangrove Indonesia menyimpan lima kali karbon lebih banyak per hektare, dibanding hutan tropis dataran tinggi.

Mangrove Indonesia juga menyimpan 3,14 miliar metrik ton karbon (PgC). 

Sedangkan bagian bawah ekosistem menyimpan karbon sebesar: 78% karbon dalam tanah, 20% karbon di pohon hidup, akar atau biomassa, dan 2% di pohon mati atau tumbang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: