Pemancing asal Kebon Jeruk Tenggelam di Pantai Teluknaga, Basarnas Jakarta dan BPBD Tangerang Evakuasi

Pemancing asal Kebon Jeruk Tenggelam di Pantai Teluknaga, Basarnas Jakarta dan BPBD Tangerang Evakuasi

Kepala Seksi Operasi Basarnas Jakarta Agung Priambodo (kanan) dengan Abdul Munir Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tangerang Abdul Munir.-ist-

TANGERANG, DISWAY.ID-- Seorang warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat tenggelam di bibir pantai Muara Teluknaga, Kabupaten Tangerang.

Tenggelamnya pemancing bernama Supriyadi (41), Kampung Pesing Koneng RT 001 / RW 002, Kedoya Utara, Kebon Jeruk ini diketahui sejak pada 3 hari lalu.

Tim gabungan dari Basarnas Jakarta dan BPBD Kabupaten Tangerang melakukan pencarian terhadap Supriyadi sejak dikabarkan tenggelam oleh warga sekitar.  

BACA JUGA:Misteri Penyiksaan Brigadir J di Rumah Sambo Terjawab

Alhasil, pada hari ke-3 pencarian, Selasa 23 Agustus 2022 ini, Supriyadi ditemukan tim gabungan. 

Pemancing tersebut ditemukan sudah meninggal dunia dan terapung di area sekitar hutan bakau kurang lebih 1 Nautica Miles (NM) dari lokasi tenggelam di Pantai Desa Muara Pertamina, Teluknaga, Kabupaten Tangerang.

Agung Priambodo, Kepala Seksi Operasi Basarnas Jakarta saat berbincang dengan Abdul Munir, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tangerang, mengungkapkan, proses pencarian korban.

Pada pencarian hari kedua kemarin, Senin 22 Agustus 2022, pihaknya menerapkan 3 strategi yaitu pencarian dengan perahu karet, pencarian dengan perahu karet dan dibantu dengan nelayan sekitar, serta dilakukan penyelaman oleh tim basarnas.

"Penyelaman dilakukan kurang lebih kedalamannya 3 sampai 5 meter, tetapi di bawahnya itu lumpur, kemungkinan korban bisa masuk ke dalam lumpur," ungkap Agung Priambodo.

BACA JUGA:Zulhas Bawa Misi Dagang ke India, Bukukan Potensi Ekspor Senilai USD 3,2 Miliar

Selanjutnya, tim basarnas berkoodinasi dengan warga sekitar. Jika ada yang melihat, minta langsung di laporkan ke posko basarnas.

Selain itu, penyelam juga sampai menyelam ke dasar, tetapi jarak pandang terbatas karena lumpur.

Sedangkan dalam pencarian korban tenggelam, dilakukan sesuai dengan SOP SAR yakni 7 hari pencarian.

"Mengapa 7 hari? Menurut analisis dari manusia itu cukup bertahan 7 hari tanpa air dan minum, serta pencarian bisa di lanjut atau di perpanjang, jika ada tanda" atau informasi korban muncul," tuturnya kepada Abdul Munir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: