Alami Nefrotik Syndrom Sejak Usia 2 Tahun, Adytia Sudah 17 Tahun Jalani Cuci Darah

Alami Nefrotik Syndrom Sejak Usia 2 Tahun, Adytia Sudah 17 Tahun Jalani Cuci Darah

Adytia menjalani cuci daran di Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Cilegon. -BPJS Kesehatan-

CILEGON, DISWAY.ID - Sudah 17 tahun Adytia Anugrah menjalani cuci darah. Sejak ia masih remaja 15 tahun. Itu karena penyakit nefrotik syndrom yang dideritanya sejak usia dua tahun. Kini ia rutin menjalani cuci darah di Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Cilegon. 

”Jadi ginjal saya mengecil, menciut karena nefrotik syndrom itu, ” kata warga Ciracas, Kota Serang itu. 

Dalam sepekan beberapa kali ia menjalani cuci darah. Saat itu, ibu Aditya memiliki jaminan asuransi sebagai pekerja di PT Krakatau Steel (KS) sehingga biaya cuci darah dapat ditanggung.

BACA JUGA:Sebelum Pakai JKN, Devi Sempat Putus Asa saat Anak Balitanya Terkena Talasemia

Namun, asuransi dari tempat ibunya bekerja pun berakhir seiring dengan berakhirnya status sang ibu sebagai karyawan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut. Menyadari biaya cuci darah tidak murah, Adytia langsung mendaftar menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan secara mandiri. Hingga akhirnya biaya cuci darah menggunakan fasilitas kepesertaan program JKN.

Terhitung sudah tujuh tahun biaya cuci darah Adytia ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Iuran yang ia bayarkan ke BPJS Kesehatan tentu tak sebanding dengan biaya cuci darah selama tujuh tahun terakhir. Karena itu, Adytia menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh peserta JKN yang telah disiplin membayar iuran.

Ungkapan terima kasih disampaikan Adytia kepada para peserta JKN karena ia mengetahui, selama ini meski mereka tidak menikmati keuntungan dari BPJS Kesehatan, uang iuran yang mereka keluarkan digunakan untuk membiayai orang-orang yang memiliki kondisi kesehatan tidak baik seperti dirinya.

“Buat peserta JKN yang jarang atau bahkan tidak sama sekali menggunakan manfaatnya, saya mengucapkan banyak terima kasih jujur saja saya merasa sangat terbantu,” tutur Adytia.

Adytia berharap seluruh peserta JKN untuk tidak ragu membayar iuran secara rutin meski jarang menggunakan JKN untuk berobat. Sebab, banyak orang-orang yang terbantu dengan iuran tersebut. Terlebih, menurut Adytia, dengan menggunakan JKN pelayanan yang diberikan rumah sakit pun tetap optimal. (*)

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: