Mukasyafah, Musyahadah, dan Tajalli

Mukasyafah, Musyahadah, dan Tajalli

KH Imam Jazuli Lc--

Dari berbagai penjelasan para ulama di atas, sikap kita adalah harus mengalaminya sendiri. Tugas kita adalah mengupayakan maqomat semaksimal mungkin, dengan harapan Allah swt menganugerahkan Ahwal kepada kita. Dengan begitu, kita bisa memastikan sendiri apa yang akan ber-tajalli kepada kita dalam kondisi Ahwal Muhadharah, Mukasyafah, dan Musyahadah tersebut; apakah tajalli sifat ilahiah yang kita alami, ataukah tajalli dzatiah yang kita alami. Sebab, anugerah Allah pada setiap makhluk-Nya tidak saja. Dan pengalaman satu orang tidak dapat menghakimi pengalaman orang lain yang berbeda. (*)

*) Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: