Dukung Keterwakilan Perempuan, Lolly Harap Ada Peningkatan Literasi dan Perjuangan dari Awal Politik

Dukung Keterwakilan Perempuan, Lolly Harap Ada Peningkatan Literasi dan Perjuangan dari Awal Politik

Anggota Bawaslu Lolly Suhenty saat menjadi narasumber Seminar Langkah Strategis Peningkatan Keterwakilan Perempuan Pada Pemilu 2024 dengan tema Peran Partai Politik dalam Mendukung Peningkatan Jumlah Perempuan di Parlemen Pada Pemilu 2024 di Jakarta, Sela-Foto: Bawaslu RI-

JAKARTA, DISWAY.ID - Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty mengatakan, untuk meningkatkan peran serta perempuan dalam politik, dapat dimulai dengan peningkatan literasi sehingga lebih kritis dalam menentukan pilihan dan terlibat dalam pengawasan partisipatif.

Selain itu, dia merasa perlunya para calon perempuan berjuang dari awal proses kontestasi politik praktis.

Perempuan Indonesia secara keseluruhan masih minim mendapatkan akses informasi. Bawaslu saat ini banyak mendorong program pencegahan dengan selalu melibatkan perempuan.

BACA JUGA:Bawaslu Temukan 77 Dugaan Pelanggaran Administrasi Selama Tahapan Pendaftaran dan Verifikasi Parpol

Ke depannya kalangan perempuan lebih kritis menentukan pilihan sehingga akan melahirkan pemimpin terbaik.

"Kuncinya satu, kalangan perempuan mendapatkan literasi yang cukup soal kepemiluan atau pengawasan partisipatif,” terangnya saat menjadi narasumber Seminar Langkah Strategis Peningkatan Keterwakilan Perempuan Pada Pemilu 2024 dengan tema Peran Partai Politik dalam Mendukung Peningkatan Jumlah Perempuan di Parlemen Pada Pemilu 2024 di Jakarta, Selasa 6 Desember 2022 yang diselenggarakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Perempuan kelahiran Cianjur, 28 Februari, 44 tahun silam ini lantas merefleksikan data Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) hasil Pemilu 2019 lalu.

BACA JUGA:Herwyn Bongkar Sejumlah Tantangan Bawaslu Hadapi Pemilu 2024

Dari data itu, latar belakang caleg perempuan terpilih Pemilu 2019 yang terbesar adalah sebagai aktivitis partai sebanyak 53%, kedua sebanyak 41% memiliki kekerabatan politik dengan elite, dan perempuan yang terpilih dari profesional sebesar 6%.

“Makna dari potret hasil Pemilu 2019 itu bagi kader partai seharusnya menjadi momen untuk beraktivitas di partai dan memperjuangkan banyak hal dari awal,” sebut dia.

“Kekerabatan dalam trah keluarga itu boleh saja. Tantangan kita adalah merekatkan kader perempuan dari berbagai latar belakang. Baik yang berasal dari partai politik, yang punya kekerabatan, maupun di luar itu yang mempunyai potensi. Pekerjaan rumah kita adalah bagaimana (bisa) menemukan titik temu dalam menghubungkan satu dengan yang lain,” tambah Magister hukum dari Universitas Pakuan Bogor ini.

BACA JUGA:Awasi Pemilu 2024, Bawaslu RI Pakai Konsep Gotong Royong

Dari data Puskapol tersebut, lanjut dia, nomor urut juga turut menentukan keterpilihan perempuan.

Dari nomor urut 1 perempuan yang terpilih sebanyak 48%, sementara laki-laki 68%, sementara di nomor urut 2 perempuan yang terpilih sebanyak 25% dan laki-laki 17%, lalu nomor urut tiga perempuan yang terpilih sebanyak 3 persen dan laki-laki 25%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: