Nasib Erma di Ujung Tanduk! PT SAI Masih Ogah Perpanjang Kontrak Kerjanya, Lima Rekannya Sudah

Nasib Erma di Ujung Tanduk! PT SAI Masih Ogah Perpanjang Kontrak Kerjanya, Lima Rekannya Sudah

Erma Oktavia (kiri) saat menyampaikan permasalahan terkait uang lembur. -radar kudus-

GROBOGAN, DISWAY.ID - Nasib Erma Oktavia sebagai pekerja PT SAI Apparel Industries (SAI) GROBOGAN, Jawa Tengah tengah berada di ujung tanduk.

Kini dirinya tengah menghadapi kenyataan pahit usai video protes upah lembur ke pihak pabrik viral di media sosial.

Ya, kontrak kerja Erma hingga kini masih digantung oleh PT SAI. Pasalnya, perusahaan belum mengetahui apakah kontrak Erma diperpanjang atau tidak. 

BACA JUGA:Alhamdulillah! PT SAI Mulai Cairkan Upah Lembur Erma Cs untuk Januari 2023 Rp 350 Juta, September-Desember 2022 Bagaimana?

BACA JUGA:Dua Kubu Serikat Pekerja di PT SAI Diduga Tidak Kompak, Ada Yang Kecam Perjuangan Erma Oktavia, 'Lu Gak Berfikir!'

Jika dilihat dari masa kerja Erma terhitung berakhir bulan maret 2023 atau sekitar masih 1 bulan lagi.

"Tergantung kinerjanya dan bukan karena video heboh itu," kata Manajer HRD PT SAI Grobogan, Wiji Utomo, ditulis Sabtu 11 Februari 2023.

Wiji menjelaskan, dalam perjanjian Erma dikontrak kerja setiap tiga bulan sekali. Sejauh ini Erma sudah menjalani setahun bekerja dengan dipercaya sebagai leader penjahitan (sewing).  

"Lima rekan Irma sudah diperpanjang kontrak kerja. Untuk Erma masih dikaji dan saya belum tahu keputusannya," ujarnya.

Sebetulya, kinerja Erma sebelumnya terbilang cukup baik. Namun entah mengapa belakangan pola kerja Erma justru menurun. Alhasil posisi Erma diturnkan menjadi buruh operator sewing. 

"Dia tak penuhi target dan sempat tak kerja selama sepekan. Penilaian sesuai kinerja," ujarnya. 

"Semua karyawan itu disamakan tak ada beda. Jadi bukan karena ikut serikat pekerja," sambungnya.

Parahnya lagi, sejak sejak video protesnya heboh di media sosial, posisi Erma kembali turun dan ditempatkan jadi buruh finishing penyetrikaan.  

"Mutasi Erma karena kinerja yang dicatat perusahaan tak stabil bukan karena imbas video tersebut," ungkapnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: