Evakuasi Jenazah Pratu Miftahul Arifin Belum Diproses karena Beberapa Faktor, Mabes TNI Beri Penjelasan Begini

Evakuasi Jenazah Pratu Miftahul Arifin Belum Diproses karena Beberapa Faktor, Mabes TNI Beri Penjelasan Begini

TNI-Polri bakal melakukan tindakan tegas di tiga wilayah Kabupaten Papua yang menjadi masrkas KKB-Instagram/@infokomando.offical-Instagram/@infokomando.offical

JAKARTA, DISWAY.ID -- Hingga kini proses evakuasi jenazah Pratu Miftahul Arifin usai serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, belum dilakukan.

Pratu Miftahul Arifin merupakan prajurit TNI yang tergabung dalam pasukan elite dalam operasi penyelamatan pilot Susi Air di Nduga, Papua Pegunungan.

Saat melakukan penyisiran bersama tim gabungan Kopassus dan Kostrad, prajurit TNI mendapat serangan mendadak dari KKB Papua.

BACA JUGA:Sabby Sambon Jubir OPM Papua: TNI yang Tewas 9 Orang Bukan 6 Orang, Penyerangan Kelanjutan Deklarasi Yambi Puncak Jaya

BACA JUGA:Update Terbaru: KKB Papua Sebut Bunuh 9 Orang Prajurit TNI, Sebby Sambom: Jokowi Tidak Bisa Lari dari Meja Perundingan dengan Kami!

Dalam keterangan resmi, Mabes TNI menyebut bahwa tentara yang gugur baru dilaporkan satu korban, yakni Pratu Miftahul Arifin.

Pratu Miftahul Arifin dilaporkan dihujai peluru KKB Papua dan jasad sang pahlawan terjatuh ke dalam jurang dengan kedalaman 15 meter.

Menurut penjelasan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letnal Jenderal Bambang Ismawan, proses evakuasi jenazah Pratu Miftahul Arifin terkendala cuaca.

"Sampai tadi siang belum bisa diambil karena memang pertama cuaca di sana tidak menentu, kadang satu hari hanya dua jam cerah, habis itu kabut," terang Bambang ditemui wartawan di Monas, Jakarta, Senin 17 April 2023.

BACA JUGA:OPM Akui Rebut Sejumlah Senjata Serta Sandera Anggota TNI: Perang Masih Belangsung, Video Sosok Mengaku Perwakilan Saparatis Beredar di Medsos

BACA JUGA:Panglima TNI Yudo Margono Mendidih, Minta Pasukan Elite Bertahan dari Serangan KKB Papua: Ambil Tindakan, Jangan Ragu!

Ia melanjutkan, medan terjadi pertempuran dengan KKB Papua tak memungkinkan proses evakuasi Pratu Miftahul Arifin dilakukan dengan helikopter.

"Untuk pengambilan jenazah, helikopter kita kan tidak bisa langsung merapat, karena di samping cuaca, medannya juga tidak datar, itu kendala utama," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: