Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan 5,75 Persen

Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan 5,75 Persen

Ilustrasi kantor Bank Indonesia-Foto: istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID - Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan di angka 5,75 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,5 persen.

Keputusan ini sejalan dengan kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali di kisaran target 3,0 1% pada sisa tahun 2023 dan 2,51% pada 2024.

Fokus kebijakan diarahkan pada penguatan stabilisasi nilai Rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global.

BACA JUGA:BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi 2023 Tembus di 5,3 Persen

"Kebijakan insentif likuiditas makroprudensial diperkuat untuk mendorong kredit/pembiayaan dengan fokus hilirisasi, perumahan, pariwisata dan pembiayaan inklusif dan hijau," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.

Selain itu, akselerasi digitalisasi sistem pembayaran terus didorong untuk perluasan inklusi ekonomi dan keuangan digital. 

Sehubungan dengan itu, Bank Indonesia terus memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan.

Beberapa kebijakan tersebut, di antaranya, memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah dengan intervensi pasar valas dan pembelian/penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

BACA JUGA:Bikin Ribut! BI Akhirnya Revisi Kebijakan Pemberlakuan Biaya QRIS 0,3 Persen

Memperkuat stimulus kebijakan makroprudensial untuk mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan perbankan melalui implementasi Kebijakan Insentif likuiditas Makroprudensial (KLM) bagi Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah. 

"Kebijakan ini akan berlaku sejak 1 Oktober 2023," ujarnya.

Di sis lain, lanjut Perry, BI bakal melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman pada suku bunga sektor-sektor hilirisasi.

"Seain itu untuk mempertajam strategi digitalisasi sistem pembayaran untuk perluasan inklusi ekonomi dan keuangan digital," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: