Kualitas Udara Tangsel Disebut Terburuk, Pemkot Membantah: Punya Alat Pengukur Sendiri

Kualitas Udara Tangsel Disebut Terburuk, Pemkot Membantah: Punya Alat Pengukur Sendiri

Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan tampak dari udara.-tangkapan layar-

Meski demikian, Wahyu mengatakan memang masih ditemui sejumlah partikel yang berterbangan di udara, tetapi tidak berbahaya.

Wahyunoto menilai untuk melakukan pengukuran dan metode untuk menyimpulkan kualitas udara di tempatnya, tidak dapat di satu titik.

“Alat yang mereka (IQ Air) gunakan itu hanya mengukur ukuran partikel di udara yang disebut PM, itu particular meter. Jadi kalau alat mengukur partikular meter itu banyak dijual dimana-dimana, serta bisa digunakan oleh siapa pun,” jelas Wahyunoto.

Tangsel itu kan wilayahnya luas, lebih kurang 47 ribu Km persegi. 7 kecamatan, 54 kelurahan. Jangan diambil satu sampel udara dan diambilnya. Mungkin disitu lagi banyak debu berterbangan, atau ada asap warga bakar sampah, diambil kesimpulan. Ini perlu kita cermati,” sambungnya.

BACA JUGA:Dugaan Pelecehan Miss Universe Terungkap, Difoto Pakai HP Saat Body Checking

BACA JUGA:Operasional Bus Transjakarta Bandara Soekarno Hatta Hanya Pagi dan Sore, Tarif Diusulkan Rp 5.000

HVAS dan SPKUA, Alat Pengukur Udara Milik Pemkot Tangsel

Adapun alat pengukur udara yang digunakan DLH Tangsel yaitu alat HVAS (High Volume Air Sampler) yang terakreditasi oleh laboratorium KAN.

Pihaknya dengan alat itu melakukan pemantauan sesuai PP 22 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan dan perlindungan lingkungan hidup.

"Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di tanggal 10 Agustus 2023 berada di angka 94 dengan baku mutu PM 2,5," kata Wahyunoto. 

Dari angka dan pemantauan udara dengan alat serta Laboratorium Penguji (LP) terakreditasi KAN, kualitas udara Tangsel masih dapat diterima pada kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan.

Pemantauan melalui HVAS tersebut dilakukan di empat lokasi yang tersebar di Kecamatan Setu, Pondok Aren, Serpong hingga Ciputat Timur.

BACA JUGA:Jokowi Bareng Sejumlah Artis Jajal LRT Jabodebek, Resmi Operasi 26 Agustus 2023

BACA JUGA:Adegan Bidan Bohay di Mobil Jadi Sebab Mantri Suntik Mati Kades, 'Emosi Sebagai Lelaki!'

Selain dengan alat HVAS itu, dilakukan monitoring secara real time dari Sistem Pemantauan Kualitas Udara Ambien (SPKUA) di Taman Kesehatan, Serpong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: