Luncurkan Buku 'Kekerasan Simbolik Negara' , Rieke Diah Pitaloka Ingin Karyanya Bisa Jadi Rujukan Kebijakan Pemerintah

Luncurkan Buku 'Kekerasan Simbolik Negara' , Rieke Diah Pitaloka Ingin Karyanya Bisa Jadi Rujukan Kebijakan Pemerintah

Rieke Diah Pitaloka meluncurkan buku berjudul Kekerasan Simbolik Negara yang diangkat dari disertasinya di Universitas Indonesia, Rabu 22 November 2023--

Karenanya, Rieke berharap, hasil desertasinya yang sudah menjadi buku ini dapat dijadikan referensi oleh pemerintah untuk membuat kebijakan pembangunan sistem kebijakan publik berdasarkan pendataan desa berbasis pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Jika pemerintah melakukan hal tersebut sangat memungkinkan lebih banyak ruang untuk komunikasi dan partisipasi warga desa dalam melakukan pendataan," imbuhnya.

Berharap bisa dijadikan referensi untuk pemerintah

Rieke juga berharap bukunya dapat mengakhiri kekerasan simbolik negara terhadap pedesaan yang beroperasi melalui norma yuridis pendetaan pedesaan. Dia juga mengatakan, hasil desertasinya ini memperlihatkan bahwa data yang diproduksi dengan pendekatan buttom up sangat dibutuhkan untuk mengakhiri kebijakan rekonsiliasi menjadi kebijakan afirmatif negara.

"Kebijakan afirmatif ini merupakan implementasi amanat konstitusi untuk mencapai lima aspek kesejahteraan rakyat. Kebijakan konstitusional bukan hanya tentang menyelamatkan triliunan uang rakyat di kas negara, kebijakan negara yang berbasis pada data pedesaan yang akurat dan aktual, sesungguhnya tentang nasib dan nyawa jutaan rakyat, ini yang saya tekankan dalam buku ini,'' tandas Rieke.

BACA JUGA:KPU Tetapkan 9.917 Daftar Calon Tetap Anggota DPR RI Pemilu 2024

BACA JUGA:Gandeng Universitas Indonesia, Wahana Cari Role Model Safety Riding Kalangan Intelektual

Untuk diketahui, Diah Pitaloka merupakan aktivis, politisi, akademisi, vang mengawali kariernya sebagai pekerja seni. Dia Lahir di Garut, 9 januari 1974. Jenjang pendidikannya Sekolah Dasar Yos Sudarso Garut, Jawa Barat (1981- 1987), SMP Negeri 2 Garut (1987-1990), SMA Negeri 1 Garut (1990-1993), S1 di Prograrn Studi Sastra Belanda, Departemen Sastra, Universitas Indonesia (1994-2000), S2 Magister Fasafat, Universitas Indonesia (2001-2004), dan S3 Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Indonesia

Tesisnya dibukukan dengan judul Banalitas Kekenzsan: Telaah Pemikiran Hannah Arendt tentang Kekerasan Negara (Penerbit Kukusan, 2010). Tesis tersebut dilanjutkan dalam diserta.sinyi, yang dituangkan dalam buku ini, dengan judul Kekerasan Simbolik Negara: Kebijakan Rtkoloni.

Rieke menjabat sebagai anggota DPR-MPR RI Fraksi PDI Peijuangan (2009- 2014,2014-2019,dan 2019-2024). Pada saat huku ini diterbitkan ia menjabat sebagai sebagai Ketua Umum Konfederasi Rakyat Nkerja Indonesia, Duta Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Kemudian, Dewan Pakar I ndonesia untuk Mernory ofThe Worki UNESCO, Dewan Penasihat Majelis Desa Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (1CM1), Ketua Dewan Pakar ASOSi2Si DPRD Kabupraten Seluruh Indonesia (ADKASI). Penghargaan yang diterimanya, antara lain Young Global Leader (2(J11) dari NVorld Econornic Forum,The Most Powerfu. Woman (2010) dari Asia Globe.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: