Myanmar Menyalip Afghanistan Sebagai Produsen Opium Terbesar Dunia

Myanmar Menyalip Afghanistan Sebagai Produsen Opium Terbesar Dunia

Myanmar Menyalip Afghanistan Sebagai Produsen Opium Terbesar Dunia-UNODC -

Laporan tersebut mencatat bahwa budidaya opium poppy di Asia Tenggara terkait erat dengan kemiskinan, kurangnya layanan pemerintah, tantangan lingkungan makroekonomi, ketidakstabilan, dan ketidakamanan.

BACA JUGA:Canggih! Brigade Al-Qassam Luncurkan Roket M-90, Latihannya Pakai Simulator

BACA JUGA:Iran Persenjatai Drone Karrar dengan Rudal Udara ke Udara, Amerika dan Israel Ketar Ketir

Myanmar Timur Laut adalah bagian dari ‘Segitiga Emas’ yang terkenal, dimana tempat bertemunya perbatasan Myanmar, Laos, dan Thailand. 

Produksi opium dan heroin secara historis berkembang pesat di sana, terutama karena pelanggaran hukum.

Dalam beberapa dekade terakhir, ketika produksi opium di wilayah tersebut menurun, metamfetamin dalam bentuk tablet dan sabu telah menggantikannya.

UNODC mengatakan dalam sebuah pernyataan yang menyertai laporannya bahwa produksi narkoba yang berkembang di kawasan ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi gelap.

BACA JUGA:Indonesia Kecewa DK PBB Gagal Adopsi Resolusi Gencatan Senjara di Gaza

BACA JUGA:'Komandan' Pasukan 'Julid Fii Sabilillah' Perintahkan Serang Politisi dan Pemerintahan Israel

Pertumbuhan ini yang menyatukan tingginya tingkat produksi narkoba sintetis dan konvergensi perdagangan narkoba, pencucian uang dan aktivitas kriminal online termasuk kasino dan operasi penipuan.

Sementara itu Afghanistan sebagai produsen opium terbesar di dunia selama beberapa tahun, mengalami keruntuhan budidaya opium.

Penurunan opium di Afganistan setelah Taliban  yang mengambil kembali kekuasaan pada tahun 2021  berjanji untuk mengakhiri produksi obat terlarang tersebut.

Tanaman opium menyumbang hampir sepertiga dari total produksi pertanian negara tersebut berdasarkan nilai tahun lalu.

Namun area yang digunakan untuk tanaman opium menyusut dari 233.000 hektar pada akhir tahun 2022 menjadi 10.800 hektar pada tahun 2023.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: