Kamboja Belajar Pengelolaan Limbah Nuklir di BRIN

Kamboja Belajar Pengelolaan Limbah Nuklir di BRIN

Kamboja Belajar Pengelolaan Limbah Nuklir di BRIN-BRIN-

“Kemudian yang kedua dari segi topiknya, yaitu membahas mengenai lokasi serta desain fasilitas, konstruksi dan operasi, penilaian risiko radiasi, jaminan kecukupan serta kualitas semua pekerjaan yang berhubungan dengan keselamatan terkait fasilitas atau aktivitas,” lanjutnya.

BACA JUGA:Luar Biasanya BBM dari Sampah Plastik: Terungkap Lolos Uji Coba BRIN, Setara Bio Solar dan Pertamina Dex

Menurut Romli, sejauh yang ia ketahui Kamboja belum memiliki badan pengawas keselamatan radiasi dan belum membentuk sistem peraturan. 

“Dengan adanya studi banding yang dilakukan di Indonesia dapat memberikan gambaran mengenai usulan pembentukan badan regulasi beserta regulasinya, perizinan dan fungsi inspeksi,” terangnya.

Romli juga menyampaikan bahwa Kamboja melakukan studi banding ke negara lain terkait rencana untuk membangun penyimpanan limbah radioaktif. 

“Kamboja berencana membangun gedung penyimpanan limbah, tentunya hal ini memerlukan pengetahuan dalam perencanaan, penganggaran, pembuatan desain kebutuhan pengguna, termasuk cara menghitung kebutuhan pelindung radiasi untuk kontainer dan bangunan,” paparnya.

BACA JUGA:BRIN Sebut Teknologi Nikuba Masih Misterius, Tantang Aryanto Misel Buka-bukaan?

Sementara itu, Kepala Pusat Riset Teknologi Daur Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif (PRTDBBNLR) BRIN, Syaiful Bakhri berharap delegasi Kamboja dapat memanfaatkan informasi dan pengetahuan yang didapatkan untuk kepentingan di negaranya.

“Kami harap pengetahuan yang didapatkan disini dapat dimanfaatkan dan agenda yang telah direncanakan oleh Kamboja di negaranya dapat terlaksana dengan baik. Mungkin membutuhkan waktu sekitar 1 atau 2 tahun, namun tentunya dengan semangat dan perencanaan yang matang akan bisa terlaksana,” tukas Syaiful.

Syaiful berharap pihak Kamboja dapat memberikan saran dan feedback yang membangun agar BRIN dapat meningkatkan pelatihan yang lebih baik lagi bagi peserta selanjutnya, baik itu dari Kamboja, Zimbabwe, atau dari negara lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: