Rupiah Melemah Kena Getah Konflik Israel VS Iran, Ini Langkah Agus Gumiwang

Rupiah Melemah Kena Getah Konflik Israel VS Iran, Ini Langkah Agus Gumiwang

Memperi Agus Gumiwang-Siapkan sejumlah langkah menghadapi ketegangan situasi geopolitik yang Tengah memanas-Kemenperin

JAKARTA, DISWAY.ID – Memanasnya konflik di Timur Tengah yang dipicu oleh Israel dan Iran, membuat Rupiah melemah terhadap Dollar.

Situasi geopolitik dunia yang memanas ini mendorong Kemenperin menyiapkan antisipasi bagi sektor industri.

Situasi Timur Tengah semakin memanas dengan adanya konflik Iran dan Israel baru-baru ini diwaspadai dapat berpengaruh kepada eskalasi geopolitik terhadap Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya.

BACA JUGA:Denny Sumargo Gak Berani Undang Sandra Dewi ke Podcastnya Pasca Beredar Kabar Dugaan Terseret Korupsi 271 Triliun Rupiah

Terbaru, Rupiah sempat tembus level Rp 16.245 per dolar AS pada perdagangan kemarin, Rabu (17/4/2024).

Menanggapi situasi ini, Kementerian Perindustrian masih terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak.

Konflik yang terjadi diperkirakan berdampak pada setidaknya tiga hal, yaitu peningkatan harga energi, peningkatan biaya logistik, dan penguatan nilai tukar Dollar Amerika Serikat (USD).

BACA JUGA:Lebaran Usai, Nilai Tukar Dollar AS Tembus Rp16 Ribu Hari Ini

Hal tersebut merupakan konsekuensi menjadi bagian dari perekonomian dan supply chain global.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa pemerintah perlu menganalisa dan menyiapkan smart policy untuk memitigasi pengaruh terhadap sektor manufaktur di dalam negeri.

Kemenperin juga akan segera melakukan koordinasi dengan para pelaku industri.

“Saat ini, Kemenperin berupaya memetakan solusi-solusi untuk mengamankan sektor industri dari dampak konflik yang tengah terjadi,” ujar Agus di Jakarta pada Kamis (18/4/2024).

BACA JUGA:Kasus Uang Palsu Dollar Amerika, Ribuan Lembar Jadi Bukti

Solusi yang dirumuskan Kemenperin meliputi penyiapan insentif impor bahan baku industri yang berasal dari Timur Tengah karena adanya kemungkinan terganggunya suplai bahan baku bagi industri dalam negeri, terutama pada industri produsen kimia hulu.

Relaksasi impor bahan baku tertentu juga dibutuhkan untuk kemudahan memperoleh bahan baku, mengingat negara-negara lain juga berlomba mendapatkan supplier alternatif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industrinya.

Agus menambahkan, saat ini juga merupakan momen yang tepat bagi sektor industri untuk mendapatkan kepastian keberlanjutan implementasi kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT). 

BACA JUGA:Samsung dan Apple Dikenakan Denda Jutaan Dollar Jual Ponsel Tanpa Casan

Adanya risiko peningkatan harga energi dapat berpengaruh terhadap menurunnya produktivitas dan daya saing subsektor industri. Karenanya, kebijakan HGBT sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing produksi.

Namun demikian, Agus meyakinkan bahwa kondisi saat ini masih tenang dan terkontrol. 

“Pelaku usaha tidak perlu mengkhawatirkan kondisi tersebut. Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang kuat dan Pemerintah berupaya menyiapkan kebijakan-kebijakan strategis untuk menjaga sektor industri,” katanya.

BACA JUGA:Kemenperin Sebut IKM Batik Berpeluang Rebut Pasar Seragam Haji

Dollar hari ini, sedikit menguat namun masih di atas Rp16.000.

Dollar turun 32 poin (0,20%) ke level Rp 16.159.

Dikutip dari RTI, Kamis (18/4/2024), dolar AS berada di level Rp 16.215 dan terendahnya Rp 16.149.

(Bianca Chairunisa)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: