3,3% Calon Dokter Spesialis Kena Mental dan Ingin Bunuh Diri, PB IDI Beberkan Alasannya

3,3% Calon Dokter Spesialis Kena Mental dan Ingin Bunuh Diri, PB IDI Beberkan Alasannya

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Mohammad Adib Khumaidi-Menjelaskan tentang isu 3,3% dokter mengalami depresi-Zoom

"Saya kira perlu kemudian mendorong pemerintah pusat, kementerian kesehatan melalui peraturan pemerintahnya untuk kemudian memberikan insentif," pungkasnya.

Isu senada juga dikupas oleh Ahli Kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang juga ahli onkologi dan spesialis penyakit dalam, Prof Zubairi Djoerban. 

BACA JUGA:Penyakit Kanker Kate Middleton, Para Dokter Kaitkan Endometriosis yang Muncul di Ovarium

Dalam kicauannya baru-baru ini, Prof Zubairi membahas masalah bunuh diri pada dokter. 

“Izinkan saya beri kabar sebagai KPS IPD 1995-2002 bahwa tidak ada mahasiswa PPDS Penyakit Dalam yang meninggal karena bunuh diri. Dus banyak sekali variabel yang menyebabkan seseorang depresi. Bukan sekadar sistem atau profesi tertentu,” tulis Prof Zubairi. 

Prof Zubairi mencontohkan, di Inggris misalnya. Bunuh diri bisa disebabkan karena rasa stres, riwayat keluarga, kehamilan dan persalinan, menopause, kesepian, sakit, dan lain sebagainya.

Saya sendiri menemukan data yang cukup memprihatinkan soal angka depresi di Amerika. Laporan dari bulan Februari 2023, setahun yang lalu, menunjukkan bahwa angka depresi di Amerika itu tinggi banget.

Sebanyak 29% penduduk Amerika mengalami depresi dalam hidupnya.

Sedangkan sekarang yang sedang mengalami depresi mencapai 17,8%.

“Bagaimana dengan Indonesia sendiri? Pada berita bulan Oktober 2023 dari Kemenkes menunjukkan bahwa 6,1% penduduk Indonesia dengan usia 15 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan mental. Saya pun menemukan berbagai berita orang-orang Indonesia yang melakukan bunuh diri. Dari mandor bangunan, Kompol, Perwira Polda, influencer dan lain-lain. Jadi tidak hanya dokter saja,” tulisnya. 

BACA JUGA:Valencia Tanoesoedibjo Marah saat Anaknya dengan Kevin Sanjaya Disentuh Orang Asing, Begini Kata Dokter

Maka dari itu, kata dia, kita perlu meneliti angka depresi masyarakat Indonesia ini dengan lebih detail lagi dari berbagai kalangan agar bisa mengantisipasi dan mengobati. 

Di Amerika sana menurunkan angka bunuh diri itu adalah parameter kinerja kesehatan.

“Masih ingatkah Anda dengan kasus yang sempat viral ketika seorang netizen Indonesia mengeluh soal hotline layanan kesehatan jiwa atau pencegahan bunuh diri yang tidak kunjung merespons saat dia menghubungi beberapa waktu lalu? Mari berbenah, teliti semua masyarakat, lalu berikan pelayanan yang semestinya kepada mereka yang membutuhkan pertolongan,” tulisnya. 

(Hasyim Ashari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: