Sukanti, 25 Tahun Bekerja di Malaysia Demi Wujudkan Keinginan Ayahnya yang Tunanetra untuk Berhaji

Sukanti, 25 Tahun Bekerja di Malaysia Demi Wujudkan Keinginan Ayahnya yang Tunanetra untuk Berhaji

Sukanti mendampingi ayahnya, Suroso, jamaah haji tunanetra asal Kebumen. --Media Center Haji

"Alhamdulillah. Saya diizinkan untuk cuti panjang. Sekitar empat bulan," ujar putri sulung Suroso itu.

Selama di Madinah, Sukanti berusaha terus mendampingi ayahnya. Karena beda jenis kelamin, dia terpisah kamar dengan ayahnya. Tapi kamarnya berdekatan. Untung saja teman sekamar Suroso banyak membantu.

Suroso begitu terharu dengan putri sulungnya itu. "Alhamdulillah. Kulo bungah sampun sanget ten mriki (saya bahagia bisa berada di sini, Red)," kata Suroso.

Tidak ada lagi yang diinginkan Suroso di dunia. "Kulo niki sampun mboten ketingal nopo-nopo. Cuma pingin mriki (saya ini sudah tak bisa melihat apa-apa. Hanya ingin melihat ke sini/menjalankan ibadah haji, Red),” kata Suroso.

Sukanti merupakan berkah bagi keluarga. Putrinya itu memiliki perhatian begitu besar terhadap keluarga. Tak hanya orang tua, tetapi juga kepada empat adiknya.

BACA JUGA:Menko PMK Muhadjir Effendy ke Makkah dan Madinah, Cek Fasilitas Jamaah Haji Indonesia

BACA JUGA:Ini 6 Larangan Bagi Jamaah Haji saat di Madinah dan Makkah

Menurut Suroso, ia mengalami gangguan penglihatan sejak kecil. Awalnya katarak. Berbagai upaya dilakukan orang tuanya untuk menyembuhkan. Tetap saja tidak sembuh dan akhirnya ia tak bisa melihat sama sekali. 

Karena tunanetra, Suroso sempat tidak ingin berumah tangga. Orang tuanya terus mendesak. Ia pun menyerah dan akhirnya menikahi Mardiyah. Dari istrinya itu, Suroso memiliki lima anak. 

Suroso memiliki sebidang tanah. Dengan segala keterbatasan, ia dan Mardiyah menggarap sawah yang tidak terlalu luas itu. ”Nek soal rezeki, Gusti Allah ingkang paringi. Ndilalah kok kulo saget nafkahi tiyang setri kalian yugo (Kalau soal rejeki, saya serahkan Allah yang maha mengetahui. Dan syukur saya bisa membantu menafkahi istri anak, Red),” kata Suroso.

Saat kecil, Sukanti sudah tidak tinggal dengan Suroso dan Mardiyah. Dia tinggal di sebuah panti asuhan di Wonosobo. Sejak SD hingga SMA. Lalu dia bekerja di Malaysia. Selain membiayai adik-adiknya, Sukanti juga bisa membiayai kuliah putrinya. 

”Semoga, cita-cita bapak untuk bisa melaksanakan haji diridai Allah,” kata Sukanti.

Ketua Kloter SOC 9 Embarkasi Solo Fauzan Bakhtiar punya peran besar membantu Suroso selama di tanah suci.”Kisah mereka sangat layak menjadi inspirasi kita semua,” kata Fauzan.

Seluruh jamaah, kata Fauzan, berusaha membantu agar mereka bisa melaksanakan semua ibadah selama di tanah suci. ”Termasuk, saat berziarah ke Raudhah di Masjid Nabawi, saya yang mendampingi beliau (Suroso, Red). Sebab, jamaah perempuan tidak boleh masuk,” kata Margono, salah satu rekan sekamar Suroso. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: