Sukanti, 25 Tahun Bekerja di Malaysia Demi Wujudkan Keinginan Ayahnya yang Tunanetra untuk Berhaji

Sukanti, 25 Tahun Bekerja di Malaysia Demi Wujudkan Keinginan Ayahnya yang Tunanetra untuk Berhaji

Sukanti mendampingi ayahnya, Suroso, jamaah haji tunanetra asal Kebumen. --Media Center Haji

MADINAH, DISWAY.ID – Kalimat syukur berkali-kali diucapkan oleh Suroso sejak mendarat di MADINAH. Jamaah haji asal Kebumen, Jawa Tengah, itu akhirnya bisa naik haji di usianya yang sudah sepuh. Penyandang tunanetra itu kini berusia 84 tahun.

Suroso didampingi putrinya, Sukanti. Perempuan 41 tahun inilah yang mewujudkan mimpi Suroso. "Sejak ayah mengungkapkan ingin berhaji, di situlah saya membulatkan niat untuk bisa memberangkatkan beliau. Apa pun saya lakukan," kata Sukanti kepada Media Center Haji, 21 Mei 2024. 

Siang itu, Sukanti sedang menyiapkan kebutuhan ayahnya untuk salat di Masjid Nabawi. Kendalanya, antara jamaah laki-laki dan perempuan tempat salatnya terpisah. Biasanya, saat salat, Sukanti menitipkan ayahnya kepada jamaah lain yang sekamar. Selesai salat, dia menjemput kembali ayahnya untuk didorong di atas kursi roda ke hotel. 

"Beliau bilang. Saya sudah tidak bisa lihat apa-apa. Saya hanya ingin bisa melihat Kakbah dan berhaji. Tidak ada lagi yang saya inginkan selain itu," kata Sukanti menirukan ayahnya sekitar 7 tahun lalu. Istri Sursoso, Mardiyah, 75 tahun, sudah berhaji lebih dulu.

BACA JUGA:Suami Meninggal di Embarkasi, Jamaah Satu Rombongan Terus Beri Semangat Runiti saat di Tanah Suci

BACA JUGA:Ini Empat Kesalahan Garuda Indonesia kepada Jamaah Haji yang Membuat Kementerian Agama Jengkel

Bukan hal yang mudah bagi Sukanti untuk memberangkatkan ayahnya untuk berhaji. Sukanti harus merantau ke Malaysia untuk bekerja di sebuah yayasan milik salah satu ormas. Dia tulang punggung keluarga. Termasuk membiayai sekolah adik-adiknya. 

Pada 2018, dia pun mendaftarkan ayahnya untuk naik haji. "Awalnya saya tanya ke petugas pendaftaran. Apakah saya bisa menemani Bapak. Oleh petugas diperbolehkan," katanya. Akhirnya Sukanti ikut mendaftarkan diri sebagai pendamping sang ayah. 

Dia pun mulai berhemat. Penghasilannya di Malaysia dia sisihkan untuk biaya pelunasan haji. Karena lansia, Suroso mendapat kuota prioritas. Hanya menunggu selama enam tahun. Otomatis Sukanti ikut dalam daftar yang dipercepat. 


Suroso dan putri sulungnya, Sukanti--Media Center Haji

Sukanti sempat kaget. Dia tidak mengira secepat itu. Padahal di Kebumen rata-rata masa tunggunya bisa lebih dari sepuluh tahun. "Saya baru dapat panggilan setelah Lebaran lalu," katanya.

BACA JUGA:Jamaah Haji Indonesia Pakai Smart Card, Apa fungsinya?

BACA JUGA:Garuda Delay di Pekan Pertama Angkut Jemaah Haji, Kemenag Layangkan Surat Teguran

Untunglah tabungannya cukup untuk membayar pelunasan biaya haji. Dua orang sekaligus. Ayahnya dan dia sendiri. Dia pun meminta izin ke tempatnya bekerja di Malaysia agar diperbolehkan cuti panjang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: