Ini Empat Kesalahan Garuda Indonesia kepada Jamaah Haji yang Membuat Kementerian Agama Jengkel

Ini Empat Kesalahan Garuda Indonesia kepada Jamaah Haji yang Membuat Kementerian Agama Jengkel

Info Grafis Liputan Haji-ARYA PAMUNGKAS-HARIAN DISWAY-Media Center Haji

JAKARTA, DISWAY.ID – Kementerian Agama (Kemenag) sepertinya sudah benar-benar jengkel kepada Garuda Indonesia. Sebagai maskapai utama yang melayani jamaah haji Indonesia, Kemenag menyebut manajemen Garuda gagal memberikan layanan terbaik kepada jamaah haji.

“Kami mencatat banyak persoalan yang terjadi dalam sepekan terakhir penerbangan jamaah haji Indonesia. Kami melihat performa Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk, ujar Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie di Jakarta, Rabu, 22 Mei 2024.

"Kami sudah sampaikan teguran tertulis, tapi belum ada perbaikan signifikan,” ssambungnya. 

BACA JUGA:Jamaah Haji Indonesia Pakai Smart Card, Apa fungsinya?

BACA JUGA:Garuda Delay di Pekan Pertama Angkut Jemaah Haji, Kemenag Layangkan Surat Teguran


Juru Bicara Kemenag Anna Hasbie--Media Center Haji

Kemenag mencatat beberapa persoalan di GAruda Indonesia sejak penerbangan perdana 12 Mei 2024. Pertama, kerusakan mesin pesawat. Kejadian ini terjadi di Embarkasi Makassar. Sayap kanan pesawat Garuda Indonesia mengeluarkan api pada saat take off penerbangan kloter UPG 05. 

"Kondisi ini berdampak domino pada keterlambatan sejumlah penerbangan setelahnya,” sebut Anna.

Kedua, keterlambatan penerbangan. On Time Performance (OTP) Garuda Indonesia juga sangat buruk. Kemenag mencatat, persentase keterlambatan keberangkatan pesawat Garuda Indonesia sangat tinggi, mencapai 47,5 persen.

“Dari 80 penerbangan, 38 di antaranya mengalami keterlambatan. Bahkan ada keterlambatan sampai 3 jam 50 menit. Kalau ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit," kata Anna.

BACA JUGA:Menko PMK Muhadjir Effendy ke Makkah dan Madinah, Cek Fasilitas Jamaah Haji Indonesia

BACA JUGA:Jamaah Haji Diberi Waktu 15 Menit untuk Miqat di Bir Ali

Ketiga, pecah kloter atau jamaah dalam satu kloter tidak bisa diterbangkan bersama-sama. Anna menyebut perencanaan Garuda meleset. Pecah kloter awalnya diperkirakan hanya terjadi sekali. Ternyata terulang beberapa kali. 

“Salah satunya pecah kloter dialami kloter UPG-06 karena Garuda tidak bisa menggantikan pesawat yang mesinnya rusak dengan jenis pesawat yang sama,” sebut Anna. Kemenag mencatat hingga 22 Mei 2024, sudah empat kali terjadi pecah kloter. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: