Keluhan Warga Kampung Bayam saat Pindah ke Huntara, Furkon Kesulitan Air dan Listrik

Keluhan Warga Kampung Bayam saat Pindah ke Huntara, Furkon Kesulitan Air dan Listrik

Suasana penertiban warga eks Kampung Bayam yang menghuni Kampung Susun Bayam (KSB) pada Selasa, 21 Mei 2024.-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID - Warga eks Kampung Bayam mengalami berbagai kesulitan setelah dipindahkan dari Kampung Susun Bayam (KSB) ke tempat hunian sementara (huntara) di Jalan Tongkol 10, Kelurahan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara. 

Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam Madani, Muhammad Furkon menyampaikan, ada 37 kepala keluarga (KK) yang dipindahkan ke huntara pada Selasa, 21 Mei 2024, malam. 

Furkon menyebut, kehidupan warga eks Kampung Bayam di huntara jauh dari kata layak.

BACA JUGA:Jakpro Buka Kesempatan Kerja bagi Warga Eks Kampung Bayam

Bahkan untuk memenuhi kebutuhan air saja, warga masih masih kesulitan. Pasalnya saat ini, warga masih mengandalkan bantuan air dari PT Jakpro yang jumlah sangat terbatas. 

Selain itu listrik juga belum tersambung ke huntara. Sehingga warga mengandalkan lilin sebagai penarangan saat malam hari. 

Kata Furkon, keadaan di huntara ini sangat berbanding terbalik dengan kehidupan di Kampung Bayam sebelum dibangun Jakarta International Stadium (JIS) di wilayah Tanjung Priok, Jakarta

BACA JUGA:Jakpro Pastikan Warga Kampung Bayam Sudah Keluar dari KSB Secara Sukarela

Dulu warga Kampung Bayam kata Furkon hidup sangat layak. Kebutuhan hidup dan pendidikan anak pun terjamin. 

Di sana mereka hidup bertani di puluhan hektar lahan lokasi tempat stadion JIS berdiri. 

"Miris banget gitu (di tempat penampungan)," kata Furkon saat ditemui di lokasi penampungan sementara pada Kamis, 23 Mei 2024.

BACA JUGA:Penghuni Rusun Kampung Bayam Diusir, Disuruh Pindah ke Rusun Nagrak di Cilincing

"Sekarang air, listrik, perekonomian kita, yang belum putus-putus (tidak tersedia). Karena kan ruang hidup kita di situ (Kampung Bayam) kan lengkap. Airnya ada, penerangan ada, hak pendidikan anak ada, saya sampai lulus sekolah di sana," tambah Furkon. 

Namun saat ini kata Furkon, warga Kampung Bayam masih bingung mau bekerja apa untuk menyambung hidup. 

"Yang nggak malu-malu mulung ya mulung, yang aslinya di proyek, proyek. Yaudah carut marut lah," ucapnya. 

BACA JUGA:Alasan BPAD DKI Jakarta Buka Opsi Sewa Tanah Kampung Bayam Jika Alih Aset Ditolak

Sementara dari pantauan Disway.id di lokasi, tampak warga eks Kampung Bayam ditempatkan di rumah-rumah bedeng yang berdinding triplek dan beratap seng.

Hunian sementara ini dibangung berderet memanjang yang lokasinya tak jauh dari aliran Kali Ciliwung. 

Bedeng yang ditingali warga Kampung Bayam terdiri dari dua ruangan yakni bagian depan dan belakang. Sejumlah perabotan rumah tangga tampak masih belum tertata rapih di dalamnya.

Sejumlah ibu-ibu terlihat sedang merapihkan perabotan rumah tangga dan menyapu halaman depan huniannya. 

BACA JUGA:Pempov DKI Akan Bicara dengan Jakpro Terkait Tarif Sewa Rusun Bagi Warga Kampung Bayam

Sekedar informasi, warga eks Kampung Bayam merupakan korban pembebasan lahan dari proyek pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).

Sebelumnya, warga Kampung Bayam dijanjikan oleh Pemprov DKI menghuni Kampung Susun Bayam (KSB) yang dibangun di lahan sebelah JIS.

Namun berjalannya waktu, ratusan warga Kampung Bayam yang menghuni KSB diminta pindah ke Rusun Nagrak oleh Pemprov DKI.

Pemprov DKI berdalih, KSB akan digunakan untuk menunjang kegiatan JIS.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: