Masjid Qiblatain di Madinah Punya Dua Kiblat Bertolak Belakang, Tempat Ziarah Jamaah Haji

Masjid Qiblatain di Madinah Punya Dua Kiblat Bertolak Belakang, Tempat Ziarah Jamaah Haji

Masjid Qiblatain, saksi bisu kisah peribahan arah kiblat di zaman Rasulullah.--Media Center Haji

MADINAH, DISWAY.ID – Salah satu masjid bersejarah yang wajib dikunjungi jamaah haji dan umrah di Madinah adalah Masjid Qiblatain. Letaknya 7 km di sebelah timur laut Masjid Nabawi. 

Saat dibangun, masjid ini dinamakan Masjid Bani Salamah. Memang dulunya ini rumah Bani Salamah. Kemudian berubah menjadi Masjid Qiblatain karena sejarah perubahan kiblat di zaman Rasulullah. 

Masjid Qiblatain memiliki dua kiblat. Qiblatain artinya dua kiblat. Kiblat pertama yang menghadap ke Masjid Al-Aqsa di Baitul Maqdis (Palestina). Dan kiblat kedua menghadap ke Kakbah di Masjidilharam, Makkah.

BACA JUGA:Banyak Jemaah Tak Punya Visa Haji Resmi, PPIH Imbau Jangan Nekat Pergi: Risikonya Banyak

BACA JUGA:PBNU Tegaskan Jemaah Tak Punya Visa Haji Langgar Syariat Islam

Masjid ini dibangun oleh Sawad bin Ghanam bin Kaab pada tahun kedua hijriah, tempat ini secara historis menjadi penting bagi umat Islam karena di sanalah turunnya wahyu Alquran kepada Nabi Muhammad untuk mengubah arah kiblat.


Prof Aswadi, pembimbing ibadah jamaah haji Indonesia, berdiskusi denga Ibrahim, muazin Masjid Qiblatain. -Tomy Gutomo-Media Center Haji

Menurut Prof Dr H Aswadi MAg, konsultan ibadah PPIH Daker Madinah, hal itu terjadi pada bulan Syaban. Saat itu Nabi Muhammad SAW memimpin para sahabatnya saat salat duhur. Kemudian diturunkan wahyu untuk menghadap ke arah Kakbah. 

"Karena itu merupakan perintah langsung di rakaat kedua atau dua rakaat bagian yang kedua. Dan langsung baginda Rasul itu mengalihkan kiblatnya itu dari Baitul Maqdis ke Kakbah Baitullah.  Ini kemudian diikuti oleh semua jamaah," kata guru besar UIN Sunan Ampel ini.

BACA JUGA:Mengintip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di Universitas Islam Madinah, Beasiswanya Sampai Rp 1 Miliar

BACA JUGA:Jamaah Haji Termuda Baru Lulus SMA, Tak Pernah Jajan, Honor Menari sejak TK Ditabung

Ada perbedaan pendapat mengenai waktu perpindahan arah kiblat tersebut. peristiwa itu terjadi tahun ke-2 Hijriah. Jadi, sebagian mufassir menyatakan bahwa itu terjadi di bulan Syaban. 

"Ada yang mengatakan di bulan Rajab. Ada yang mengatakan itu adalah hari Senin. Ada yang mengatakan itu hari Selasa. Ada yang mengatakan salat zuhur, ada yang mengatakan salat Asar," ujar Aswadi.

Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitabnya Fathul Bari menyatakan bahwa itu terjadi saat salat duhur. “Pendapat yang paling tepat adalah salat yang dikerjakan di Bani Salamah pada saat meninggalnya Bisyr bin Barra' bin Ma’rur adalah salat duhur. Sedangkan, salat yang pertama kali dikerjakan di Masjid Nabawi dengan menghadap Kakbah adalah salat asar," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads