Impor Dokter Asing untuk Transfer Knowledge Jadi Polemik, Dekan FKUI: Sudah Ada Sejak Lama
Dekan FKUI Prof Ari Fahrial Syam.-ist -
Kemudian, SE tersebut akhirnya dikoreksi dan keluarlah SE kedua dengan nomor DG.03.02/D41732/2024 terkait Penjelasan terhadap Surat Kebutuhan Dokter Warga Negara Asing (WNA) pada RS Vertikal di Lingkungan Kementerian Kesehatan pada 13 Juni 2024.
Pada SE kedua ini dijelaskan bahwa penyusunan kebutuhan dokter WNA untuk kegiatan transfer of knowledge sesuai kebutuhan di mana dokter dengan kompetensi dan keahlian tersebut tidak tersedia atau sangat terbatas di RS Vertikal Kemenkes.
Kemudian, dijelaskan bahwa kebutuhan transfer of knowledge ini dalam rangka percepatan penguasaan bidang keahlian tertentu, seperti transplantasi jantung, tatalaksana kelainan jantung bayi dan anak, serta pengembangan precision medicine di Indonesia.
Salah satu bentuknya adalah kegiatan operasi jantung untuk anak di RSUP Adam Malik Medan yang mendatangkan dokter asal Arab beberapa waktu lalu.
"Kalau transfer of knowledge kan tidak perlu dibilang sudah dari kapan-kapan. Ini pun sehari-hari juga kita lihat, artinya selalu ada dokter asing di sekitar kita."
Situasi semakin memanas ketika Prof. Budi Santoso yang menolak hal ini diberhentikan secara mendadak sebagai Dekan FK Unair.
"Jadi menurut saya, dalam situasi seperti ini, kami para akademisi juga bukan tidak tahu permasalahan. Kami sudah tahu permasalahan ini dari kapan-kapan dan kami juga terus mendukung pemerintah untuk memajukan para dokter spesialis dan subspesialis," tuturnya.
BACA JUGA:Jokowi Blusukan ke RSUD Prof Anwar Makkatutu Bantaeng Jelang 109 Hari Pemerintahannya Berakhir
Menurut Prof Ari, pemerintah sebagai suprasistem perlu mendengar aspirasi dari pada dokter dan akademisi medis yang mengetahui secara langsung kondisi realitas di masyarakat.
"Inilah perlunya suprasistem mendengar kami-kami yang sehari-hari ada di lapangan. Kami tahu permasalahannya," ungkapnya.
Sehingga ia meminta kritik dan masukan terkait dokter asing ini tidak dipandang karena merasa tersaingi.
"Kami sudah ada di sini (selama bertahun-tahun). Tentu, OK, memang ada terobosan-terobosan. Tapi tolong terobosan itu juga bisa didiskusikan kepada kita," pintanya.
Dengan begitu, tidak akan muncul polemik yang membuat kekacauan di masyarakat di saat seharusnya bergerak bersama-sama.
"Jadi jangan sampai jadi bola liar ke mana-mana. Saya kira kita semua untuk cooling down, untuk tidak menyampaikan hal-hal yang mengganggu sesuatu di lapangan ini," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: