Bahlil Ungkap 2 Penyebab PHK Massal di Industri Tekstil

Bahlil Ungkap 2 Penyebab PHK Massal di Industri Tekstil

Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bicara soal fenomena PHK massal.-bianca chairunnisa-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal menjadi perhatian publik belakangan ini.

PHK massal khususnya terjadi di sektor industri tekstil memicu perbincangan panjang, termasuk antar kementerian.

Terkait fenomena PHK massal tersebut, Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia akhirnya turut buka suara.

BACA JUGA:Jadi Saling Tuduh, Asosiasi Tekstil Minta Kemenperin dan Kemendag untuk Bekerja Sama Atasi Impor Ilegal

Bahlil pun mengungkit kemungkinan penyebab dari fenomena PHK massal yang hingga kini masih terus menghantui industri tekstil.

Menurut Bahlil, ada dua kemungkinan penyebab dibalik PHK massal di sektor industri tekstil.

Pertama, karena mesin-mesin yang sudah tua.

Kedua, karena biaya operasional yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara lain.

"Dari biaya saja sudah tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Ini terkait produktivitas kerja kita, jadi sebenarnya kita harus mencari jalan tengah," ujar Bahlil dalam keterangan resminya pada Selasa 30 Juli 2024.

BACA JUGA:Saat 95 Negara Antre Jadi Pasien IMF, Menteri Bahlil Pamer Realisasi Investasi Indonesia!

Bahlil juga menekankan pentingnya kerja sama antara perusahaan dengan para pekerja. Hal ini juga dilakukan untuk mencegah tingkat PHK semakin tinggi, serta menghindari kerugian untuk berbagai pihak.

"Ini kalau sampai tutup, yang rugi kita semua," Tegas Bahlil.

Kendati demikian, Bahlil juga menambahkan bahwa dibalik PHK dan penutupan pabrik massal ini, tercipta pula lapangan kerja baru. Salah satunya adalah Kawasan Industri Batang di Jawa Tengah diklaim berhasil menciptakan 2 ribu lebih lapangan kerja.

"Tapi jangan sedih, ada yang pergi ada yang datang. Contoh kemarin kita resmikan pabrik sepatu di Kawasan Industri Terpadu Batang, di Jawa Tengah. Itu menciptakan lapangan kerja 2 ribu lebih," ujar Bahlil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: