Benarkah Seseorang Suka Ringan Tangan Alami Kerusakan pada Otak? Ini Penjelasan Psikiater
Dr Lahargo Kembaren, SpKj-Tangkapan Layar YouTube-
JAKARTA, DISWAY.ID -- Psikiater Pusat Kesehatan Jiwa Nasional (PKJN) RS Jiwa dr.H.Marzoeki Mahdi dr.Lahargo Kembaren, SpKJ menjelaskan penyebab seseorang mudah melakukan kekerasan atau agresif.
Peristiwa kekerasan akhir-akhir ini membuatnya menaruh perhatian serius lantaran dapat merugikan bahkan mengancam nyawa korban.
Menurutnya, perilaku kekerasan ini dapat memberikan konsekuensi buruk bagi kehidupan orang lain, kehidupannya, dan nehidupan keluarganya.
BACA JUGA:Manfaatkan Program JKN, Guru di Pangkalan Sesai Jalani Operasi Batu Ginjal Gratis
BACA JUGA:Ingat! Jangan Asal Minum Antibiotik, Praktisi Ungkap Bahayanya
"Perilaku kekerasan/agresivitas adalah sebuah proses yang kompleks yang terjadi di dalam otak," terang dr. Lahargo kepada Disway, 1 Agustus 2024.
Ia menjelaskan, terdapat proses neurobiologi pada otak yang menyebabkan suatu perilaku kekerasan terjadi.
"Ada dua bagian penting otak yang berperan, yaitu top down dan bottom up," sebutnya.
Top down atau area prefrontal cortex merupakan bagian otak sebelah depan yang berfungsi sebagai pembuat keputusan, kontrol diri, pikiran rasional, logis, dan pertimbangan.
Sedangkan bottom up merupakan bagian otak tengah, yaitu amigdala, yang dikenal sebagai pusat emosi atau perasaan.
BACA JUGA:Pekan Menyusui Dunia 1-7 Agustus 2024, AIMI Angkat Tema Memperkecil Kesenjangan
"Di dalam area otak ini terdapat struktur, sirkuit saraf, neurotransmiter (zat kimia di otak), dan proses fisiologisnya."
Lebih lanjut, diungkapkannya bahwa kegagalan maturitas dan kerusakan pada sirkuit saraf di otak ini dapat menyebabkan terjadinya kegagalan pada dua area otak tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: