Kejanggalan Kasus Guru Honorer Supriyani Dibongkar Ketua PGRI Sultra: Bayar Rp 50 Juta dan Mengundurkan Diri

Kejanggalan Kasus Guru Honorer Supriyani Dibongkar Ketua PGRI Sultra: Bayar Rp 50 Juta dan Mengundurkan Diri

Nasib guru honorer, Supriyani yang ditahan di Konsel, Sultra usai diduga menganiaya anak polisi bakal diangkat jadi guru PPPK oleh Kemendikdasmen.-tagkapan layar X@TheGenkBos__-

JAKARTA, DISWAY.ID – Kejanggalan kasus guru honorer Supriyani dibongkar Ketua PGRI Sultra yang mengatakan adanya permintaan uangRp 50 juta dan pernyataan mengundurkan diri.

Abdul Halim Momo yang merupakan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan tegas mengatakan bahwa terdapat beberapa kejangalan dalam kasus dugaan penganiayaan di SDN 4 Baito.

Menurutnya dalam video yang diposting di akun X@dhemit_is_back, Abdul Halim mempertanyakan saksi yang digunakan dalam kasus guru honorer Supriyani.

BACA JUGA:Serangan Judi Online Kelas Menengah di Indonesia Mengganas, Inventure: Kebutuhan Dasar Terpangkas!

BACA JUGA:KPK Geledah Rumah Dinas Paman Birin di Kalsel, Dokumen Hingga Uang Tunai Rp300 juta Disita

“Saya tidak mengerti hukum, namun ada 2 saksi anak yang digunakan dan merupakan anak dari tetangga korban, di mana orang tuanya bekerja pada pihak yang mengadukannya,” papar Abdul Halim.

Kasus ini juga telah dimediasi oleh Kepala Desa, di mana menurut Abdul Halim, dalam mediasi itu terdapat dua permintaan.

Adapun permintaan yang pertama adalah bersedia membayar Rp 50 juta dan Supriyani mengundurkan diri sebagai guru honorer di SDN 4 Baito Desa Wonua Raya, Kecamatan Baito, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra).

BACA JUGA:Sinopsis Film Golden Job di Bioskop Trans TV Hari Ini 22 Oktober 2024

BACA JUGA:Maksud Hati Singkirkan Petasan, Jari Pesepakbola Ini Putus karena Tiba-tiba Meledak di Tangannya

“Ini ada apa, ini kriminalisasi,” tegas Abdul Halim.

“Dia harus mundur, padahal dia tidak pernah melakukan apa-apa,” tambahnya.

Abdul Halim juga menyampaikan keanehan lainnya karena murid yang lain tidak mengetahui di mana pemukulan dilakukan oleh Supriyani.

“Kemudian dari hasil visum yang terlihat marah-merah merupakan benturan benda tajam,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait