Epidemiolog Soroti Cacar Air Massal di SMPN 8 Tangsel, Ungkap Dampak Apabila Tidak Lockdown

Epidemiolog Soroti Cacar Air Massal di SMPN 8 Tangsel, Ungkap Dampak Apabila Tidak Lockdown

Obat tradisional ampuh sembuhkan cacar air-Pixabay-

- Beban Kesehatan: Wabah yang tidak terkendali akan menambah tekanan pada fasilitas kesehatan, yang harus menangani lebih banyak pasien, termasuk mereka yang mengalami komplikasi serius.

"Karena cacar air sangat menular, tidak adanya lockdown dapat memperparah situasi dengan penularan lebih luas ke siswa lain, guru, dan staf. Wabah yang lebih besar juga meningkatkan beban pada layanan kesehatan," tuturnya.

BACA JUGA:Setelah Denmark, Vaksin Cacar Monyet LC16 dari Jepang Segera Tiba

BACA JUGA:Cacar Monyet Meluas, Cek Kriteria Penerima Vaksin Mpox

Selain cacar air dan gondongan, beberapa penyakit yang perlu diwaspadai sehingga diperlukan lockdown apabila menyebar di sekolah dan kantor seperti campak, influenza, serta Covid-19.

Diketahui, peristiwa ini bermula ketika salah satu siswa yang sakit tetap masuk karena ingin mengikuti ujian tengah semester (UTS) yang dilaksanakan pada 23-27 September 2024.

Siswa yang sakit tersebut berasal dari kelas 7, namun UTS dilaksanakan dengan menggabungkan siswa kelas 7, 8, dan 9.

"Awalnya ada siswa yang sakit cacar dan gondongan masuk sekolah karena harus ikut OTS tanggal 23-27 September 2024," ungkap Kepala Sekolah SMPN 8 Tangsel Muslih kepada wartawan, Sabtu, 26 Oktober 2024.

Usai UTS dilaksanakan, kegiatan belajar mengajar di masing-masing kelas berlangsung seperti biasa.

Namun demikian, pihak sekolah menyadari semakin banyak siswa yang izin tidak masuk sekolah dengan alasan sakit.

BACA JUGA:Waspada Bahaya Penyakit Cacar Api dan Komplikasinya, Dapat Dicegah dengan Vaksin Herpes Zoster

BACA JUGA:Lokasi 12 Laboratorium Rujukan Cacar Moyet, Kemenkes: Hasil Pemeriksaan Akan Dilaporkan ke WHO

Sehingga, sekolah membuat imbauan kepada orang tua siswa untuk tidak memaksakan siswa masuk apabila sakit.

"Karena sswa yang sakit semakin banyak, akhirnya kami melaporkan kondisi itu ke Puskesmas Kranggan yang menjadi puskesmas rujukan sekolah kami," lanjut Muslih.

Pihak sekolah mencatat pada 11 Oktober 2024, siswa yang tidak masuk karena sakit mencapai 73 prang, izin 22 orang, dan tanpa keterangan 3 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait