Elektabilitas RK dan Ahmad Luthfi Turun di Salah Satu Survei, Pengamat: Mesin Parpol KIM Plus Tak Bersemangat Lagi Pasca Dapat Jabatan Menteri!
Elektabilitas jagoan Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus di Pilkada Jakarta 2024, Ridwan Kamil - Suswono turun berdasarkan hasil salah satu survei, di mana pengamat menuding buntut kendornya semangat Mesin Parpol KIM.-Fajar Ilman-
JAKARTA, DISWAY.ID - Elektabilitas jagoan Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus di Pilkada Jakarta 2024, Ridwan Kamil - Suswono turun berdasarkan hasil salah satu survei.
Tak hanya RK-Suswono, di Pilkada Jawa Tengah, elektabilitas pasangan Ahmad Lutfi - Taj Yasin juga merosot, meskipun hanya berbeda tipis dengan lawannya.
Diketahui, keduanya sama-sama diusung oleh KIM plus. Namun ternyata, Koalisi Gentong itu belum mampu mendongkrak elektabilitas jagoannya di Pilkada Jakarta dan Jawa Tengah.
BACA JUGA:Janji Bang Doel Saat Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Jakarta: Sejahterakan Para Buruh
BACA JUGA:2 DPO Ditetapkan Kasus Judol Diduga Libatkan Oknum Kemenkomdigi
Berangkat dari hal itu, Pengamat politik dari Citra Institute, Efriza mengatakan bahwa keoknya Luthfi dan RK menunjukkan mesin partai-partai politik di KIM Plus tidak bersemangat lagi. Pasca sudah memperoleh jabatan menteri di kabinet.
"Ini juga menunjukkan bahwa para kandidat dari KIM Plus terlalu terlena, percaya diri dengan hasil survei di awal, sayangnya mereka kehilangan semangat akhirnya tampak sekali kedua pasangan calon tersebut malah yang tersusul oleh PDIP," ujarnya kepada Disway.id pada Kamis, 7 November 2024.
Turunnya elektabilitas mereka, kata Efriza, semakin meneguhkan bahwa masyarakat yang memberikan sentimen positif tinggi terhadap RK dan Luthfi diawal belum sepenuhnya sebagai pemilih tetap.
BACA JUGA:Katalog Promo Indomaret Hari ini 7 November 2024, Belanja Murah Sabun Cuci Piring Cuma Rp9 Ribu
"Mereka masih bisa memindahkan dukungan, ini juga menunjukkan ketokohan RK dan Luthfi maupun wakilnya tidak benar-benar kuat sebagai alasan keterpilihan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Efriza menyampaikan, identitas kepartaian tidak terjadi karena tidak sebanding lurus kekuatan keterpilihan ambang batas suara yang didapatkan jumlah partai-partai KIM dengan elektabilitas pasangan calon dari RK dan Luthfi.
"Ini juga semakin meneguhkan bagi masyarakat untuk memberikan pilihannya ditentukan hingga detik akhir menjelang hari pencoblosan," urainya.
Sementara itu, masih kata Efriza, naiknya elektabilitas Pramono-Rano di Pilkada Jakarta dan Andika-Hendrar di Pilkada Jateng, menunjukkan perkembangan dari bekerjanya PDIP secara kepartaian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: