Tukin Dosen Tak Kunjung Cair, Mau Jadi World Class University tapi Gaji Cuma Rp2 Jutaan!
Puncak kemarahan para dosen disampaikan lewat karangan bunga ke kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek)--Annisa Zahro
BACA JUGA:Mandek 5 Tahun, Tukin Dosen ASN Kapan Cair? Ini Jawaban Mendiktisaintek
"Tapi di hari Jumat kemarin, tanggal 3 Januari, itu ada taklimat dari Kemendiktisaintek yang mengatakan bahwasanya untuk tahun 2025 itu tidak ada tukin dosen. Sementara itu sudah dijanjikan tahun lalu," cetusnya.
Tak hanya itu, janji anggaran Rp5 triliun yang tahun lalu dijanjikan justru turun menjadi Rp2,8 triliun.
Sehingga, hal ini menambah kekecewaan mereka lantaran tukin yang seharusnya menjadi hak mereka justru tidak didapatkan, bahkan sejak 2020 silam.
"Jadi ini puncak kemarahan karena perjuangan tukin dimulai sejak 2011, kemudian pemerintah menjanjikan tahun 2020, sampai sekarang nggak ada."
Bahkan di bulan Oktober 2024, Menteri Nadiem Makarim telah mengeluarkan Kepmen Nomor 447 yang mengatur tentang tunjangan kinerja kepada dosen.
"Di Kepmen 447 itu, (dikeluarkan) di bukan Oktober 2024, itu sudah ada (aturan soal tukin dosen). Asisten ahli sekitar Rp55 juta, lektor sekitar Rp8 juta, kemudian lektor kepala sekitar Rp12 juta, profesor sekitar Rp19 juta. Kami cuma menuntut produk hukum yang sudah dibuat oleh kementerian, tapi mereka tidak mau melaksanakannya," katanya.
BACA JUGA:Lengkapnya Persiapan Tukinah Berangkat Haji, Dari Bumbu Pecel hingga Mustofa
Mirisnya, hanya dosen Kemendiktisaintek saja yang tidak mendapatkan tukin. Sedangkan dosen di kementerian lain ataupun pegawai Kemendiktisaintek selain dosen, seluruhnya mendapatkan tukin.
Maka dari itu, gerakan ini diinisiasi oleh Aliansi Dosen ASN Kemendiktisaintek (ADAKSI), Green Engineering Society ((GES), Forum Profesi Dosen Republik Indonesia (FPDRI), Forum Komunikasi Senat Politeknik Indonesia (FKSPI), serta para dosen dan profesor lainnya di seluruh Indonesia.
"Kami sudah mencatat sekitar 40-an bunga, tapi belakangan banyak support dari teman-teman, baik dari profesor, kumpulan-kumpulan dosen, dari daerah-daerah kebanyakan, itu mereka juga memesan sendiri. Ya, mungkin kami perkirakan sekitar 50-an lebih (karangan bunga)."
BACA JUGA:Tukin ASN Naik 80%, Gus Halim: Segera Sampaikan Kabar Ini ke Istri
"Memang beberapa (karangan bunga) sudah ada yang tiba pagi atau malam (kemarin), tapi sudah diamankan oleh petugas. Jadi kami lagi mendeteksi, bunga-bunga kami di mana. Dan itu pun kami iuran (untuk memesan karangan bunga), ada yang Rp50-100 ribu," lanjutnya.
Selain karangan bunga, perjuangan para dosen tersebut juga dilakukan melalui jalur maya.
"Kalau yang support (lewat petisi online) itu sekarang 2.300-an untuk yang hari ini, sebelumnya sudah ada puluhan ribu petisi."
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: