Ketahui Bahaya Makanan Ultra Proses pada Anak dan Remaja yang Bikin Kegemukan

Ilustrasi anak dengan obesitas--Freepik
JAKARTA, DISWAY.ID – Anak dan remaja dengan kondisi tubuh yang gemuk atau obesitas saat ini salah satunya dipicu karena pola makan makanan ultra proses. Apa itu?
Makanan manis dan makanan ultra proses bahaya pada anak dan remaja.
Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional dengan tema “Pilih Makanan Bergizi untuk Keluarga Sehat”, Save the Children menyerukan pentingnya pengurangan pemberian makanan ultra proses pada anak-anak pra-remaja dan mengedepankan konsumsi bahan pangan alami berbasis lokal dengan pola gizi seimbang untuk mencegah anak-anak terpapar pada penyakit serius, seperti obesitas dan diabetes.
BACA JUGA:Awas! Gejala PCOS Ditandai Menstruasi Tak Teratur serta Obesitas
Data Konsumsi Makanan Manis dan Ultra Proses
Survei Kesehatan Indonesia (2023) menunjukkan bahwa 19,7% anak usia 5-12 tahun mengalami kegemukan dan obesitas, sementara angka ini mencapai 16,2% pada anak usia 13-15 tahun.
Survei ini juga menyatakan 1 dari 2 anak kelompok usia 3-14 tahun terbiasa mengkonsumsi makanan dan minuman manis lebih dari 1x per hari dan 6 dari 10 anak usia 3-14 tahun terbiasa mengkonsumsi makanan instan dan makanan olahan dengan pengawet minimal 1 kali dalam setiap minggu.
Data ini menguatkan temuan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2023 bahwa ada kenaikan diabetes pada anak sebesar 70 kali lipat dibandingkan tahun 2010.
BACA JUGA:Indonesia ‘Juara' 105 dari 200 Negara Anak dengan Kondisi Obesitas
Makanan Ultra Proses
Salah satu pemicu obesitas dan diabetes pada anak adalah pola hidup yang tidak sehat seperti, mengonsumsi makanan ultra proses dan kurangnya aktifitas fisik.
Makanan ultra proses atau Ultra Processed Food (UPF) adalah makanan yang diproses secara industri dan mengandung tambahan gula, garam, dan lemak yang tinggi, pewarna dan perasa buatan, dan bahan pengawet, seperti, minuman manis, makanan ringan, makanan instan, dan lain sebagainya yang sangat digemari oleh anak.
Ini menjadi salah satu tantangan dalam pemenuhan gizi di era modern ini.
Konsumsi makanan ini secara berlebihan berkontribusi pada meningkatnya risiko obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan penyakit lainnya.
“Setiap anak berhak mendapatkan asupan gizi yang baik untuk mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal. Kami menghimbau para orang tua untuk lebih memperhatikan gizi anak, dengan mengurangi konsumsi makanan ultra proses dan memilih makanan bergizi seimbang. Langkah sederhana ini dapat mencegah risiko penyakit serius dan memastikan anak-anak kita tumbuh menjadi generasi yang sehat dan tangguh”, jelas Tata Sudrajat, Interim Chief Advocacy, Campaign, Communication, Media, Save the Children Indonesia.
Save the Children mendorong para orang tua untuk menerapkan beberapa strategi agar nutrisi dan gizi anak terpenuhi, salah satunya:
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: