Mengenal Rules of Halves pada Penanganan Hipertensi, Bukti Minimnya Penderita Atasi Tekanan Darah Tinggi
Ketua Adboard InaSH Prof Dr dr Teguh A S Ranakusuma, SpN(K) pada The 19th Sccientific Meeting Indonesian Society of Hypertention (InaSH) 2025 di Jakarta, Jumat 21 Februari 2025-disway.id/Annisa Amalia Zahro-
“Problema pengendalian hipertensi di Indonesia tidak berbeda dengan negara-negara di Asia Pasifik lainnya, antara lain, tingginya kasus hipertensi yang tidak terdiagnosa, kepatuhan berobat masih rendah, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang risiko atau komplikasi hipertensi, konsumsi makanan dengan kadar garam yang tinggi.
"Selain itu akses ke fasilitas kesehatan, faktor kultural, sosial-ekonomi, dan kurangnya promosi untuk hidup sehat menyebabkan tingginya beban negara untuk menanggulangi komplikasi penyakit kardiovaskular akibat hipertensi," lanjutnya.
BACA JUGA:Retreat Magelang Dilarang PDIP, Bang Doel: Saya Diundang Tanggal 27, Tanya DPP!
BACA JUGA:Hasto Dituding Jadi Donatur Pelarian Harun Masiku, KPK Buka Suara
Clinical inertia atau kurangnya intensifikasi pengobatan sesuai pedoman oleh tenaga medis juga mempengaruhi pencapaian target penurunan tekanan darah.
Oleh karena itu, ia mengimbau agar skrining hipertensi semakin digalakkan untuk bisa menemukan kasus hipertensi lebih dini dan dilanjutkan dengan pengobatan paling tepat.
Program ini, tegas Eka, harus melibatkan kelompok masyarakat atau komunitas disertai upaya promotif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
