Kurangi Ketergantuan Impor, Kemenperin Pacu Kemandirian dan Daya Saing Industri Alat Kesehatan

Kurangi Ketergantuan Impor, Kemenperin Pacu Kemandirian dan Daya Saing Industri Alat Kesehatan

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Setia Diarta-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID -- Sebagai salah satu sektor industri yang mendapatkan prioritas pengembangan dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan rencananya untuk memperkuat daya saing, dan kemandirian industri alat kesehatan dalam negeri lewat pengembangan industri yang berbasis inovasi, teknologi digital, dan efisiensi rantai pasok.

Selain itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Setia Diarta juga mengungkapkan bahwa Kemenperin juga berupaya untuk mewujudkan ketahanan sektor kesehatan nasional, mengurangi ketergantungan impor, menarik investasi.

Serta membuka peluang lapangan kerja baru di sektor industri manufaktur.

BACA JUGA:Bersama Baznas, Holding BUMN Danareksa Salurkan Daging Kurban kepada 3.000 Keluarga di Makassar

BACA JUGA:Petantang-petenteng Bawa Sajam, Empat Remaja Dibekuk Polres Jakpus di Kawasan Menteng

"Kita harus bisa berdikari di sektor strategis, seperti industri alat kesehatan. Ke depannya, kami berharap, industri alat kesehatan nasional mampu berdaya saing secara global," ujar Setia kepada Disway secara daring, pada Minggu 8 Juni 2025.

Hal ini akan menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, mandiri, dan modern di segala sektor.

Berkaitan dengan hal ini, Kemenperin juga turut memberikan apresiasi terhadap inisiatif kerja sama yang dijalin antara PT GE HealthCare dengan PT Forsta Kalmedic Global selaku anak perusahaan PT Kalbe Farma untuk memproduksi Computed Tomography (CT) scan berteknologi canggih. Fasilitas produksi ini berlokasi di pabrik Forsta, Bogor, Jawa Barat.

Menurut Direktur Forsta, Yvone Astri Della Sijabat, penyediaan mesin CT Scan ini termasuk 10 besar alat kesehatan yang diprioritaskan untuk diproduksi secara lokal.

BACA JUGA:Zona Madina Dompet Dhuafa, Distribusikan Daging Kurban kepada 1200 Penerima Manfaat

BACA JUGA:Tes Kemampuan Akademik Bukan Syarat Kelulusan, Apa Bedanya dengan UN? Berlaku Buat Kelas 12 SMA

Bukan hanya karena CT Scan sering digunakan di dunia medis karena kemampuan diagnostiknya yang terperinci untuk berbagai penyakit, namun juga karena saat ini stok mesin CT Scan masih 100 persen dipenuhi oleh produk impor.

"Oleh karena itu, membangun fasilitas produksi CT scan di dalam negeri menjadi penting untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang lebih luas dan dapat menciptakan peluang kerja baru," jelas Yvonne.

Selain terus mendukung untuk substitusi impor, Kemenperin juga turut memacu industri alat kesehatan nasional berorientasi ekspor ke pasar regional dan global.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads