Cegah Krisis Mental Remaja, Kemendukbangga Luncurkan Program Akademi Keluarga
Akademi yang rencananya akan diluncurkan secara resmi pada Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2025 ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga Indonesia melalui edukasi yang terstruktur.-Disway/Hasyim Ashari-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap kesehatan mental di kalangan generasi muda, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengumumkan pembentukan 'Akademi Keluarga'.
Inisiatif ini dirancang sebagai langkah preventif untuk membentengi keluarga dan remaja dari berbagai tantangan, termasuk masalah kesehatan mental yang kian mengkhawatirkan.
BACA JUGA:Film Merah Putih: One for All Banjir Kritik Pedas, Menbud Fadli Zon Ngeles: Saya Belum Nonton
BACA JUGA:Geger! MU-Brighton Sepakati Transfer Carlos Baleba: Rekor Transfer Terpecahkan!
Akademi yang rencananya akan diluncurkan secara resmi pada Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2025 ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga Indonesia melalui edukasi yang terstruktur.
Kepala BKKBN, Wihaji, menyatakan bahwa keluarga merupakan fondasi utama dalam pembentukan karakter dan kesejahteraan individu.
"Akademi Keluarga akan membekali remaja dengan pelatihan bertahap, dari basic hingga advanced training. Langkah ini penting menghadapi tantangan zaman dan teknologi,” ujar Wihaji dalam kegiatan Gebyar Mental Sehat Remaja Indonesia (MENTARI) dengan Tema “Satu Cerita Banyak Suara”, Ruang Auditorium BKKBN, Jakarta Timur, Kamis 14 Agustus 2025.
BACA JUGA:FANTASTIS! Pemerintah Alokasikan APBN 2026 Sebesar Rp335 Triliun untuk Program MBG
BACA JUGA:KOI Hadirkan 5 Cabor di Olympic Day 2025, Gratis untuk Publik
Wihaji menekankan bahwa Akademi Keluarga akan menjadi wadah bagi orang tua dan remaja untuk belajar dan berdialog mengenai berbagai aspek kehidupan keluarga, mulai dari pola asuh, komunikasi efektif, hingga kesehatan reproduksi dan mental.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap data-data yang menunjukkan kondisi darurat kesehatan mental pada remaja di Indonesia.
Hasil survei nasional terbaru, Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), mengungkap fakta yang mencemaskan: satu dari tiga remaja Indonesia (34,9%) memiliki masalah kesehatan mental, sementara satu dari dua puluh remaja (5,5%) memiliki gangguan mental. Angka ini setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja.
Wihaji menjelaskan program ini menargetkan siswa SMP, SMA, dan mahasiswa agar memiliki keterampilan mental, kreativitas, dan inovasi yang seimbang.
BACA JUGA:Respons Tokoh Parlemen Soal Pidato Prabowo, Soroti Gotong Royong hingga Isu Tambang Ilegal
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
