Perang Dingin Trump dan Mamdani: Ancam Blokir Dana Triliunan New York Jika Sang 'Komunis' Menang
Calon Wali Kota New York, Zohran Mamdani.-Tangkapan layar/Twitter/X-
BACA JUGA:Pemilik Telegram Akui Diperas Intelijen Prancis atas Pemilu Moldova, Elon Musk: Dengar, Dengar!
BACA JUGA:Tank Israel Terus Masuk Gaza, Petugas Medis: Banyak Korban Luka Terjebak
Lantas, apa yang diperjuangkan Mamdani hingga membuat Trump geram? Ini dia dua kebijakan utamanya yang sangat radikal:
Naikkan Pajak Orang Kaya: Mamdani berjanji akan mengalihkan beban pajak dari pemilik rumah yang "terlalu banyak dikenakan pajak" di distrik luar (outer boroughs) ke rumah-rumah yang lebih mahal di "lingkungan yang lebih kaya dan lebih banyak dihuni kulit putih."
Hapuskan Miliarder: Secara mengejutkan, Mamdani menyatakan: "Saya tidak berpikir bahwa kita seharusnya memiliki miliarder."
Ia menilai jumlah uang sebesar itu (kekayaan miliarder) di tengah ketimpangan adalah masalah besar.
"Yang kita butuhkan lebih banyak adalah kesetaraan di seluruh kota, negara bagian, dan negara kita," tegas Mamdani.
BACA JUGA:Netanyahu Tegas Israel Takkan Stop Invasi di Gaza, Oposisi Tel Aviv: Gimmick Basi, Pemimpin Gagal
BACA JUGA:Amerika Pasang Badan Bela Israel dari Pemboikotan di Piala Dunia 2026
Mamdani menekankan bahwa usulannya untuk menaikkan pajak orang kaya adalah murni berdasarkan "penilaian tentang lingkungan mana yang kurang dikenakan pajak versus terlalu banyak dikenakan pajak," bukan didorong oleh isu ras.
Perpecahan di Demokrat: Dari Dukungan AOC Hingga Kekhawatiran Gubernur
Kemenangan Mamdani dalam pemilihan pendahuluan (primary) Partai Demokrat di tengah kekhawatiran banyak politisi Demokrat moderat.
Meskipun mendapat dukungan penuh dari politisi progresif kondang, Alexandria Ocasio-Cortez (AOC), Mamdani belum mendapat restu dari tokoh Demokrat terkemuka lainnya, termasuk Gubernur New York, Kathy Hochul.
Hochul, setelah kemenangan Mamdani, dengan dingin hanya mengatakan, "Jelas, ada perbedaan area dalam posisi kami, tapi saya juga berpikir kita perlu melakukan percakapan itu."
Mamdani, yang menyebut Trump sebagai representasi "otoritarianisme di Washington DC," mengatakan bahwa Partai Demokrat harusnya bukan hanya "melawan Donald Trump—tapi juga memperjuangkan sesuatu."
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: