Ribut-ribut Sumber Air Aqua dari 'Sumur Bor', Pakar UGM: Air Minum Tak Harus Diambil dari di Pegunungan

Ribut-ribut Sumber Air Aqua dari 'Sumur Bor', Pakar UGM: Air Minum Tak Harus Diambil dari di Pegunungan

Guru Besar Bidang Hidrogeologi, Heru Hendrayana, menegaskan bahwa sumber air mineral tak harus berasal dari wilayah pegunungan-Freepik-

JAKARTA, DISWAY.ID – Perdebatan mengenai asal-usul air minum dalam kemasan (AMDK) merek Aqua kembali memanas, terutama setelah muncul isu bahwa sumber airnya berasal dari sumur bor dan bukan langsung dari mata air pegunungan sebagaimana yang dipersepsikan publik.

Menanggapi keramaian ini, Guru Besar Bidang Hidrogeologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Heru Hendrayana, angkat bicara. Prof. Heru menegaskan bahwa pemahaman publik mengenai istilah 'air pegunungan' perlu diluruskan secara ilmiah.

BACA JUGA:HEBOH Aqua Disebut Airnya Berasal dari Sumur Bor, BPKN Bakal Minta Penjelasan Produsen!

BACA JUGA:Alasan Kejagung 'Obok-obok' Kantor Bea Cukai, Ternyata ada Kerja Sama dengan Kemenkeu

Heru menjelaskan bahwa sumber air minum yang berkualitas tinggi seperti yang digunakan oleh industri AMDK, termasuk Aqua, umumnya berasal dari akuifer dalam yang telah melalui proses alami.

"Aqua menggunakan air dari akuifer dalam yang merupakan bagian dari sistem hidrogeologi pegunungan," ujar Prof. Heru dalam keterangannya, Jumat 24 Oktober 2025.

Menurutnya, yang terpenting adalah air tersebut merupakan bagian dari sistem hidrogeologi pegunungan. Air hujan yang jatuh di kawasan pegunungan meresap ke dalam tanah dan mengalir ke sistem akuifer di kedalaman tertentu, menjadikannya terlindungi secara alami dari kontaminasi aktivitas manusia.

"Air ini terlindungi secara alami dan telah melalui proses seleksi serta kajian ilmiah oleh para ahli dari UGM dan Unpad. Sebagian titik sumber juga bersifat self-flowing (mengalir alami)," jelasnya.

BACA JUGA:Kejagung Gas Pol, Kantor Bea Cukai Digeledah Terkait Kasus Limbah Minyak Kepala Sawit!

Namun, ia menegaskan air pegunungan tidak selalu harus diambil langsung dari lokasi di puncak atau tubuh gunung. Untuk membuktikan hal tersebut diperlukan penelitian ilmiah yang cukup panjang, meliputi analisis kimia, isotop, serta kajian bawah permukaan.

"Jadi sekali lagi tidak harus di pegunungan sumbernya. misalnya saya ngebor di lereng Merapi atau lereng gunung, boleh gak, bisa gak itu saya katakan air pegunungan? belum tentu, harus di cek dulu tadi," ucapnya lagi.

"Terus di ngebor di datarannya, ini dari gunung, belum tentu, harus dicek dulu asal usulnya. nah gitu ya, jadi air pegunungan itu harus melalui sebuah penelitian. ya, sekarang intinya itu tadi, air pegunungan tidak harus di gunung, gitu ya," lanjutnya lagi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads