bannerdiswayaward

Hari Anak Sedunia 2025, 5 Fakta Penting Dunia Belum Penuhi Hak Dasar Anak

Hari Anak Sedunia 2025, 5 Fakta Penting Dunia Belum Penuhi Hak Dasar Anak

Hari Anak Sedunia 2025 jadi momentum penuhi hak anak--pinterest

JAKARTA, DISWAY.ID - Setiap 20 November, dunia berkumpul untuk merayakan Hari Anak Sedunia, sebuah momen untuk mengakui anak sebagai pemegang hak serta memperbarui komitmen bersama terhadap prinsip-prinsip Konvensi Hak Anak.

Tahun ini tema Hak Dasar Anak yang belum terpenuhi menjadi bukti bahwa dunia belum ramah anak.

Ini adalah seruan bagi setiap orang dewasa dan komunitas untuk menjadikan dunia lebih aman, adil, dan inklusif bagi anak-anak.

Berikut lima cara bermakna untuk memperingati hari tersebut: mulai dari mempelajari hak anak dan memperkuat suara anak, hingga meningkatkan kesadaran, melibatkan komunitas, dan mendorong ekspresi seni dilansir dari Humanium, berikut adalah bukti bahwa Dunia Harus Lebih Fokus untuk mewujudkan hak Dasar anak. 

BACA JUGA:Tema Hari Anak Sedunia 2025 Lengkap Makna, Ini Perayaan Digelar UNICEF

Dunia Harus Penuhi Hak Anak

1. Advokasi Hak Anak

Perlu proses panjang dan kompleks, dan hingga hari ini masih ada tantangan besar dalam penerapan penuh Konvensi Hak Anak (CRC).

Misalnya, Amerika Serikat tetap menjadi satu-satunya negara yang belum meratifikasi CRC.

Hari Anak Sedunia pertama kali ditetapkan tahun 1954 sebagai Universal Children’s Day dan diperingati setiap 20 November. Tanggal ini penting karena:

Pada hari itu Majelis Umum PBB mengadopsi Deklarasi Hak Anak tahun 1959

Juga hari ketika Konvensi Hak Anak diadopsi tahun 1989

BACA JUGA:Deretan Kasus Pedofil yang Menghebohkan Publik Jelang Hari Anak Sedunia 2025

Sejak 1990, tanggal ini juga menandai peringatan adopsi Deklarasi dan Konvensi Hak Anak

Karena itu, hari khusus ini menjadi kesempatan untuk mengakui anak sebagai pemegang hak, menghargai kemajuan yang telah dicapai bersama anak, serta menyerukan tindakan lebih lanjut untuk melindungi dan memenuhi hak setiap anak.

Orang tua, guru, tenaga kesehatan, pemimpin pemerintahan, aktivis masyarakat sipil, tokoh agama dan komunitas, pelaku bisnis, media, hingga anak-anak sendiri dapat berperan dalam menjadikan peringatan ini relevan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads