Cerita Pengungsi Perang dari Kota Mariupol, Nadia: Anak Saya Sembunyikan Roti untuk Makan Besok Pagi
Nadia menceritakan kisah dirinya dan ketiga anaknya berhasil melarikan diri dari kampung halamannya, Kota Mariupol.-BBC/Roman Golovchak -
Beberapa hari kemudian, pada 17 Maret, mereka akhirnya berhasil keluar kota.
Mereka mengikuti konvoi kendaraan pribadi hingga sampai di Desa Mangush.
Mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke Berdyansk, yang berada di bawah kendali Rusia. Dari sana, mereka naik bus ke Zaporizhzhia.
Jalan itu, katanya, penuh dengan pos pemeriksaan yang didirikan oleh tentara Rusia atau separatis yang didukung Rusia.
”Mereka memeriksa kami, terutama ponsel kami,” kata Nadia. Mengetahui itu, dia menghapus semua foto yang dia miliki dari Mariupol.
Perjalanan dari Zaporizhzhia ke Lviv, Ukraina barat butuh waktu lima hari. Wilaya iti adalah cukup aman terhindar dari serangan Rusia.
”Kami aman dan kami bisa membeli makanan, tetapi anak saya masih saya menyembunyikan makanan, roti, permen. Ia trauma,” katanya.
Nadia hanya berharap, anak-anaknya akan mampu mengatasi apa yang mereka lalui.
Dia ingin dapat kembali ke Mariupol suatu hari nanti. Mungkin ketika perang berakhir dan kota dibangun kembali.
”Saya tak ingin mendegar pertanyaan anak bungsuku itu. Roti dan air mineral seperti barang yang setara dengan nyawa,” tutup Nadia.
Nadia dan ketiga anaknya berhasil melarikan diri dari Mariupol setelah tiga minggu dikepung.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: bbc