Waspada Virus dan Bakteri, Ini Cara Mengemas Daging Kurban dan Jeroan
Ilustrasi sapi kurban--Jawa Pos
BANDUNG, DISWAY.ID-Pemerintah mengatur soal pengemasan daging kurban dalam kantong atau wadah yang terpisah dari bagian jeroan.
Kepala Bidang Keamanan Pangan DKPP Kota Bandung Ermariah menuturkan, alasan dipisahkannya daging dengan jeroan untuk menghindari penyebaran virus dan bakteri.
“Kalau kita periksa, daging itu justru sumber-sumbernya ada di jeroan. Sebab jeroan itu lebih banyak mengandung bakteri dan virus,” kata Erma di Bandung, Jumat 8 Juli 2022.
BACA JUGA:Bolehkah yang Berkurban Memakan Daging Kurban? Ini Penjelasan Ustaz Abdul Somad
Selain itu, parasit seperti cacing pun ada pada jeroan. Namun, menurutnya jika daging itu cenderung relatif lebih aman dari virus, bakteri dan parasit.
Erma menjelaskan, kalau waktu paling lama daging disimpan dalam lemari pendingin bersuhu 0-4 derajat celcius sekitar 24-36 jam.
“Kalau freezer kita bagus di bawah -20 derajat celcius, daging bisa bertahan sampai satu tahun. Tetapi, kulkas kita sering dibuka tutup, jadi suhunya tidak bisa maksimal. Kalau seperti itu, biasanya daya simpannya hanya bisa sampai enam bulan,” jelasnya.
BACA JUGA:5 Cara Masak Daging Kurban yang Empuk dan Anti Alot, Begini Tipsnya
Sementara, dalam pengolahannya daging dan jeroan harus dimasak sampai 30 menit. Kata Erma, Jika ingin dibakar atau diasap harus sampai kondisi matang, jangan hanya medium rare.
“Sehingga bakteri-bakteri dan virus pun bisa mati. Intinya daging itu harus matang dengan sempurna, terutama untuk daging yang sudah terindikasi penyakit mulut dan kuku (PMK),” tuturnya.
Pemerintah melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 114/Permentan/PD.410/9/2014 tentang Pemotongan Hewan kurban, mengatur soal pengemasan daging kurban dalam kantong atau wadah yang terpisah dari kemasan jeroan. (jpnn)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: