Waspada! Begini Cara Mengenal Ciri dan Mengobati Racun Sianida

Waspada! Begini Cara Mengenal Ciri dan Mengobati Racun Sianida

Zat kimia berbahaya sianida yang bisa mematikan. -Pinterest-

Racun Sianida sudah lama digunakan sejak masa pemerintahan Romawi, dahulu kerajaan Romawi yang di pimpin oleh Kaisar Nero telah menggunakan Racun ini guna membunuh lawan-lawannya di politik. 

BACA JUGA:Aplikasi Penghasil Saldo Dana Langsung ke Rekening 2022

BACA JUGA:Heboh! Bharada E Lihat Arwah Brigadir J Dalam Mimpi Selama Tiga Minggu

Bahkan, pasukkan Nazi sendiri menggunakan gas Sianida untuk membunuh para tawanannya. Hingga orang yang bertanggung jawab sebagai penemu dari senyawa ini kehilanggan nyawanya sendiri karena racun yang ia temukan, ilmuwan tersebut bernama Scheele. 

Ketika sianida masuk kedalam tubuh dengan jumlah yang besar, yang diserang oleh racun ini adalah sel-sel yang ada didalam tubuh, yaitu Mitokondria "bagian sel yang berperan sebagai paru-paru yang mengatur oksigen yang masuk kedalam sel".

BACA JUGA:VIRAL! Pria dan Wanita Mengaku Sebagai Ratu Adil Imam Mahdi di Karawang, Dunia Bakal Hancur Katanya!

BACA JUGA:Alumni Aksi 212 Gak Mau Undang Anies Baswedan di Reuni Aksi 212 Besok, Kenapa?

Penyebab Keracunan Sianida 

Sianida merupakan senyawa kimia yang sering digunakan untuk membasmi hama dan serangga, senyawa ini juga digunakan dalam berbagai industri, seperti kertas, tekstil, plastik, atau pertambangan

Selain itu, sianida juga bisa ada didalam asap rokok, atau asap hasil pembakaran plastik. Sianida dalam bentuk gas biasanya tidak berwarna, tetapi memiliki bua khas seperti bau almond.

Selain memiliki bentuk yang berbahaya, sianida juga bisa ditemukan dalam bentuk sianogen. Zat sianogen ini dapat ditemukan pada beberapa jenis makanan, seperti singkong, biji aprikot, biji plum, biji persik, dan biji apel.

BACA JUGA:Wow! Pesona Gavi di Piala Dunia 2022 Silaukan Hati Calon Ratu Spanyol, Auto Jatuh Cinta

BACA JUGA:Liburan Akhir Tahun ke Cirebon? 5 Oleh-Oleh Ini Bisa Jadi Rekomendasi

Keracunan sianida bisa terjadi, disaat seseorang terpapar sianida dalam jumlah yang besar, baik melalui kontak dengan kulit, menghirup, atau bahkan menelan sianida itu sendiri.

Kondisi ini lebih beresiko terjadi pada seseorang yang bekerja di bidang-bidang tertentu, seperti Fotografi, Pertanian, Pengolahan Logam, Pertambangan, Pengolahan Plastik, Kertas, dan Kain, Pewarnaan, Pembuatan Perhiasan, dan Kimia.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads